Imbas Kasus Saracen, Pengamat Intelijen Endus Kemungkinan Terjadinya Perang Saudara

Rabu, 30 Agustus 2017 | 06:56:12 WIB
ilustrasi (int)

Riauaktual.com - Pengamat Intelijen dan Pertahanan Negara, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menduga imbas dari munculnya akun media sosial (Medsos) Saracen yang menyebarkan berita hoax di dunia maya akan menyebabkam perpecahan antar penduduk Indonesia.

Susaningtyas menuturkan, indikasi itu terlihat dari mudahnya warga Indonesia terpancing oleh berita yang kebenarannya tak bisa dipastikan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesinergian dari seluruh elemen masyarakat untuk mendinginkan situasi terkini.

"Lebih dari pada itu, ini adalah masalah bangsa, di mana intoleransi begitu tinggi dan mudah diadu domba dan bisa membahayakan sekali. Ini bisa-bisa akan ada perang saudara," ujarnya sebagaimana dikutip dari Okezone, Rabu (30/8/2017).

Menurutnya, apabila UU ITE yang berlaku tak cukup untuk menjerat para pelaku Saracen. Oleh karenanya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bersama DPR harus segera merevisi dan mengsosialisasikan ke masyarakat. Hal itu agar kejahatan serupa tidak terulang kembali.

"Menjaga kedaulatan itu juga serta merta bijak menggunakan medsos. Apabila UU ITE tidak cukup, maka menkominfo harus segera membenahinya," imbuhnya.

Ia melanjutkan, dirinya mengkhawatirkan kondisi Tanah Air sekarang yang sudah kehilangan jati dirinya, dimana dulu terkenal dengan bangsa yang menjunjung toleransi yang tinggi. Tapi, kini seiringnya waktu seperti tak ada lagi dalam jiwa masyarakat Indonesia.

"Ini masalah bersama. Semua departemen harus segera menyelesaikan masalah ini. Kita hampir kehilangan sebagai bangsa yang sopan dan santun," tandasnya.

Diketahui sebelumnya, polisi menangkap tiga orang dari kelompok Saracen, sindikat penyedia jasa konten kebencian. Mereka diketahui punya 2.000 akun media sosial yang kemudian berkembang menjadi 800 ribu akun, yang digunakan untuk menyebar konten kebencian.

Ketiganya ditangkap di lokasi dan waktu yang berbeda-beda. Faizal ditangkap di Koja, Jakarta Utara, pada 21 Juli 2017. Jasriadi ditangkap di Pekanbaru, Riau, pada 7 Agustus 2017. Terakhir, Sri ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, pada 5 Agustus 2017.

Terkini

Terpopuler