Riauaktual.com - Puluhan anggota Polres Sukabumi Kota berlatih silat di Perguruan Silat Maung Bodas Pondok Pesantren Alfath. Kegiatan ini sebagai upaya untuk mencegah aksi terorisme.
"Lembaga dan anggota Polri saat ini kerap menjadi sasaran teroris, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Sehingga kami diminta untuk melatih silat puluhan anggota Polres Sukabumi Kota di padepokan kami di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh," kata pimpinan Ponpes Alfath KH Fajar Laksana, Selasa (4/7).
Latihan silat yang diberikan kepada anggota Polri ini tidak hanya sebagai ketahanan fisik saja, tetapi juga melatih mental, kesabaran dan membuka tenaga dalam yang mereka miliki.
Tidak hanya itu, khusus bagi yang beragam Islam selain harus rutin berlatih silat, juga wajib memperdalam ilmu agama seperti mengaji bersama dan olah napas serta doa agar selalu dijaga dari bahaya.
Menurutnya, anggota Polri yang kerap menjadi sasaran aksi terorisme perlu dibekali berbagai ilmu bela diri, sehingga selain bisa melindungi dirinya sendiri juga orang lain.
"Kami melatih pencak silat karena ilmu bela diri ini sudah diakui dunia akan kekuatannya, dan merupakan warisan bangsa serta merupakan pesan dari Kapolda Jabar Irjen Anto Charliyan agar setiap anggotanya menguasai bela diri silat," tambahnya.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur menambahkan silat merupakan keahlian bela diri yang merupakan ciri khas bangsa. Bahkan dirinya kerap datang ke berbagai ponpes untuk meningkatkan keahlian silatnya.
"Saya sudah jatuh hati kepada bela diri ini khususnya yang diajarkan PS Maung Bodas di Ponpes Alfath. Sebab bukan hanya olah fisik saja, tetapi kami juga diajarkan bagaimana cara mengamalkan Alquran dan Sunah Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam mencegah aksi teror dan kriminalitas lainnya," tambahnya.
Kegiatan yang sama juga digelar oleh anggota Polresta Blitar, Jawa Timur. Polisi berlatihan bela diri sebagai upaya menjaga diri, serta melindungi masyarakat dari berbagai kejahatan.
"Kami maksimalkan keterampilan anggota baik dengan tangan kosong ataupun dengan senjata tajam," kata Kapolresta Blitar AKBP Heru Agung Nugroho.
Ia mengatakan, latihan ini sekaligus semakin meningkatkan kemampuan anggota, termasuk memanfaatkan semua perlengkapan ataupun senjata tajam.
Salah satu senjata yang digunakan untuk latihan adalah sangkur. Hal ini disebabkan dari kejadian penyerangan polisi, teroris ternyata tidak hanya menggunakan bom untuk melukai orang lain, tapi juga senjata tajam.
Kapolresta juga memberikan pemahaman terkait dengan teroris serta model penyerangan yang dilakukan mereka. Hal itu dilakukan guna memberikan pemahaman lebih pada anggota serta sebagai upaya menjaga diri dan masyarakat dari kejahatan mereka.
Sumber : Antara