Riauaktual.com - Anggota Komisi D DPRD Riau Abdul Wahid menyatakan, kekecewaannya terhadap kinerja PLN di Riau. Pasalnya setiap tahun tidak pernah selesai dan masih kerap terjadinya pemadaman, terutama disaat jam-jam sibuk.
Bahkan di bulan Ramadhan ini, masyarakat berharap tidak terjadinya pemadaman bergilir. Apalagi disaat jam berbuka puasa, malam hari dan saat sahur. Seperti yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu Riau, warga mengamuk dan mendatangi Kantor PLN, Minggu (28/5/2017) malam. Aksi ini sebagai tindak kekecewaan warga karena PLN melakukan pemadaman listrik selama dua malam berturut-turut.
"Kita tidak tau dengan sistem manajemen PLN ini seperti apa. Setiap tahun menurut saya, pelayanannya tidak membaik, tidak prima," katanya. Senin (29/5/2017).
Selanjutnya Wahid juga mengungkapkan, Pihak PLN setiap tahunnya terus menaikan biaya beban, tapi tidak diiringi dengan pelayanan yang baik. Seharusnya PLN berkaca pada pelayanan diluar negeri yang ketika biaya beban dinaikkan pasti pelayanan semakin baik, bahkan bukan sebaliknya.
"Inikan terjadi karena pelayanan yang sangat tidak baik, ketika adanya pemadaman tanpa pemberitahuan seperti di beberapa wilayah yaitu di Ujung Batu tersebut, tidak adanya alasan pemadaman," ungkap Wahid.
Anggota Komisi D ini menekankan, bahwa terjadinya demo dan perusakan terhadap fasilitas PLN oleh masyarakat tersebut. Timbul dikarenakan psikologi yang mulai tidak senang dengan sikap PLN di wilayah tersebut dan Ia juga meminta PLN untuk mengevaluasi dan belajar dari kesalahan kesalahan tersebut.
"Tentunya hal ini berasal dari manajemen yang sangat lemah dan kita tegaskan meminta harus ada reward dan punishment agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ujar ketua DPW PKB Riau
Sementara itu, PLN merupakan satu satunya perusahaan negara yang diberi tugas untuk melakukan penerangan, kalaupun ada swasta tapi itu sifatnya join.
"PLN ini harus dibuat undang undang baru supaya kompetitif terhadap pelayanan masyarakat, saya rasa masyarakat bayar mahal jika tidak ada gangguan ya no problem, tapi hari ini mereka ingin beribadah terganggu, apalagi saat jam-jam penting sahur dan berbuka tak mungkin orang pakai lampu teplok lagi," tutup Wahid. (TR)