SELATPANJANG (RA) - Tragedi yang menimpa etnis muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar, mengusik sisi kemanusiaan para relawan sosial di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Mereka melakukan penggalangan dana guna membantu etnis minoritas di negara itu.
Berbekal kardus mie instan dan karton bertuliskan kegiatan penggalangan dana, para relawan muda mudi dari Gema Pelita Nusantara (Gempita) dan Purna Caraka Muda Indonesia di Selatpanjang, turun ke jalan mengumpulkan dana bantuan kemanusiaan.
Zulfahmi, koordinator aksi penggalangan dana kepada merantionline.com mengatakan, dirinya bersama relawan lainnya tergugah menggelar aksi setelah melihat informasi kekejaman yang dialami etnis muslim rohingya di media sosial dan media massa nasional.
"Kami konfirmasi kebenaran berita-berita kekejaman itu, akhirnya kami terpanggil untuk menggalang bantuan kemanusiaan bagi saudara saudara kita etnis muslim rohingya, yang merupakan penduduk minoritas di rakhine myanmar," ujar Zulfahmi.
Untuk kelancaran aksi penggalangan dana itu, ungkapnya, relawan terlebih dahulu telah berkoordinasi dengan pihak keamanan, yakni Kepolisian Resor Kepulauan Meranti, khususnya Satuan Lalulintas.
"Pihak Polres memberikan izin asalkan kegiatan ini tidak mengganggu kelancaran lalulintas pengguna jalan," ungkap pria yang akrab dipanggil Pak Usu ini.
Guna memastikan dana kemanusiaan yang terkumpul sampai kepada para korban, Tengku Natasya Ilma relawan dari PCMI Riau menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan organisasi sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang berpusat di Jakarta.
"ACT adalah organisasi kemanusiaan yang aktif mengirimkan bantuan kepada para korban tragedi kemanusiaan di wilayah-wilayah konflik di dunia," jelasnya.
Nantinya, lanjut Natasya, setelah bantuan itu sampai kepada korban, pihak ACT akan menyampaikan laporan bukti penyaluran kepada komunitas sosial masyarakat atau relawan penggalangan bantuan, seperti relawan yang ada di Kepulauan Meranti.
Atas tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar, Zulfahmi dan Natasya berharap organisasi internasional, terutama negara-negara mayoritas muslim dapat memperjuangkan nasib dan hak hidup mereka.
"Khususnya terhadap pemerintah Myanmar hendaknya bisa menyelesaikan konflik ini dengan mengayomi berbagai etnis, suku dan agama, serta menjamin keamanan dan hak kemanusiaan bagi seluruh warga negaranya," tambah Zulfahmi. (Ko)