Harga Cabe Merah di Selatpanjang Tembus Rp100 Ribu Per Kilogram

Ahad, 06 November 2016 | 16:27:14 WIB
Bupati Meranti Drs H Irwan MSi bersama rombongan saat melakukan peninjauan di pasar baru, Selatpanjang beberapa waktu lalu.

SELATPANJANG (RA) - Harga cabe merah di Pasar Pagi TanjungHarapan, Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau, mengalami kenaikan beberapa hari belakangan ini. Kenaikan tersebut disebabkan berkurangnya pasokan cabe di tingkat pedagang. Karena daerah pemasok mengalami banjir akibat hujan deras.

Kini harganya mencapai Rp100.000 (seratus ribu) per kilogram. Sebelumnya, harga cabe merah hanya berkisar dari Rp 75.000 (tujuh puluh lima ribu) sampai Rp85.000 (delaoan puluh lima ribu) per kilogram

Pantauan di Pasar Tanjung Harapan, Minggu, sejumlah ibu-ibu yang berbelanja di pasar tradisional sedang sibuk 'membicarakan mahalnya harga cabe merah,

"Kenaikannya luo biase. Harga semahal ini memang pernah terjadi beberapa tahun lalu. Untuk sementara kami memasak hanya menggunakan cabe merah keriting yang harganya hanya 5 ribu perons," ujar Sri salah seorang warga yang ditemui di Pasar Tanjung Harapan di Selatpanjang.

Sementara itu, salah seorang penjual cabe dan bawang di pasar Tanjung Harapan, Niar (30), saat dimintai penjelasannya terkait tingginya harga cabe merah mengatakan, dirinya juga mengaku tidak tahu apa persoalannya. Hanya saja, kabar yang diterimanya saat ini, hasil produksi cabai para petani di Bukittinggi dan beberapa daerah lain sedang menurun karena sedang dilanda banjir.

"Kalau masa panen cabe dari Sumbar habis, masuk cabe dari Jawa namun harganya sama yakni 100 ribu perkilo, yang berbeda hanya kalau cabe asal jawa kurang pedas, katanya disana lagi banjir," kata Niar.

Niar menilai, melambungnya harga cabe merah di pasaran memang biasa terjadi saat masuk musim hujan. Pasalnya, hujan yang sering turun menyebabkan tanaman cabe jadi cepat membusuk. Bahkan, tambah Niar, menurut informasi dari bandar cabe langganannya, ada lahan cabe yang terendam banjir. Akibatnya, tanaman cabe jadi membusuk dan tak bisa dipanen.
 
Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan pasokan cabe merah ke pasar jadi berkurang. Sesuai hukum ekonomi, harga cabai merah pun jadi melonjak.

Akibat kenaikan cabe, kata Niar, minat warga membeli cabe jadi berkurang.Ditambah lagi, lesunya ekonomi masyarakat saat ini. "Terkadang cabe kita jual tidak habis. Biasa satu hari habis," jelas Niar.

Niar menuturkan, pedagang maunya harga cabe murah biar jualnya gampang. "Kalau harga cabe mahal kami sulit menjualnya. Biasa masyarakat membeli lebih dari satu kilogram. Sekarang berkurang dibawah satu kilogram,banyak yang membeli perons," ungkap Niar.

Dia juga mengatakan, kenaikan harga cabe bukan ada sistem timbunan. Karena menurutnya cabe tidak sama dengan bawang. "Kalo bawang bisa ditimbun. Cabe ditimbun tentu busuk," katanya lagi.

Kondisi lapak pedagang Pasar Tanjung Harapan tidak seperti biasanya, tidak terlihat unggukan cabe merah di lapak-lapak para pedagang, yang tinggal hanya satu dua lapak saja.

"Kalau sudah hasil produksi yang menurun susah mau distabilkan harganya, ya, kita tunggu saja hasil panen berikutnya," ujar pedagang lain. (rr)

Terkini

Terpopuler