PEKANBARU (RA) - Jumlah pohon pelindung di Kota Pekanbaru, Riau masih tergolong sedikit. Akan tetapi yang lebih menyedihkan lagi pohon-pohon ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah dan warganya. Tidak sedikit pula pohon-pohon ini 'disiksa' dengan berbagai bentuk.
Lihat saja di sepanjang jalan, pohon-pohon dipenuhi paku-paku dengan segala jenis ukuran dari terkecil hingga paku berukuran besar nan berkarat. Berbagai reklame dan poster dipakukan ke pohon. Ada pula warga yang menggantungkan sampah dapurnya di pohon depan rumah mereka sebelum diangkut petugas. Di tempat lain, tidak sedikit wrga yang membakar sampah di bawah pohon-pohon pelindung.
Kondisi inilah yang mengusik Suhaimi, salah seorang dosen di Pekanbaru. Setahun terakhir, saban Sabtu pagi setiap pekannya, berbekal palu dan linggis mantan Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau itu selalu berkeliling kota menggunakan sepeda ontelnya untuk membersihkan pohon-pohon pelindung dari paku-paku dan kawat.
Ia mengaku prihatin melihat kondisi pohon-pohon di Pekanbaru. "Terkadang ada pohon yang ukurannya kecil, sebesar betis orang dewasa tetapi jumlah paku yang ditancapkan mencapai 30 atau 40 batang. Semakin dekat dengan keramaian paku di pohon semakin banyak. Tentu saja pohon-pohon ini rusak dan tidak berkembang dengan baik," ujarnya, Sabtu (5/11/2016) pagi di sela-sela aktivitasnya mencabut paku di jalan Purwodadi, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
Suhaimi menceritakan sekali beraksi dirinya bisa mengumpukan 1 atau 2 kilogram paku dari pohon-pohon pelindung. Ada juga paku tersebut berukuran 6 inchi. Paku-paku yang telah dicabut dari pohon akan dibawa pulang untuk dikumpulkan dan diberi tanda dari tempat mana paku tersebut didapatkan. Akan tetapi dirinya hanya sekedar mencabut paku sebab tidak berani menanggalkan poster dan reklame milik masyarakat yang ditempel di pohon sekalipun hal ini ilegal.
Ia melakukan ini semua karena kepeduliannya terhadap lingkungan terutama pohon pelindung yang sangat dibutuhkan kota yang tergolong panas ini. "Tetapi ini lebih untuk memotivasi orang-orang agar lebih peduli terhadap pohon-pohon dan lingkungan. Kalau kita menjaga pohon tentu kota akan lebih indah dan udara lebih sehat," ujar Dosen Ilmu Komunikasi ini.
Hingga hari ini Suhaimi mengaku merasa senang karena mendapat dukungan dan respon positif dari orang-orang yang ditemui di jalanan. Bahkan tidak sedikit pula yang turut membantu mencabut paku-paku di tempat yang agak tinggi. Di sela-sela mencabut paku, pria yang dulu aktif di komunitas sepeda ontel ini juga menyempatkan memberi pengertian kepada warga betapa pentingnnya menjaga pohon.
Suhaimi berharap kedepan akan banyak warga yang lebih peduli terhadap pohon-pohon dan lingkungan, termasuk dari pihak pemerintah. "Seharusnya ada peraturan daerah yang mengatur agar pohon yang sudah ditanam tidak boleh dipaku dan dirusak. Atau ada petugas khusus yang merawat pohon-pohon dari paku," ujarnya.
Ia juga juga mengimbau agar para pengusaha dan warga tidak memasang poster usaha mereka di pohon sehingga pohon lebih terjaga. (JEF/dr)