PEKANBARU (RA) - Berdasarkan pemaparan yang disampaikan Sirojudin Abbas PhD, Program Director Lembaga Survei Saifulmujani dihadapan wartawan, Senin (8/8) malam terungkap bahwa yang menginginkan incumbent kembali hanya 27 persen saja.
"Ini yang harus menjadi pertimbangan partai, ini harus hati-hati, karena yang menginginkan Firdaus MT menjadi walikota hanya 27 persen. Yang tidak menginginkan Firdaus MT kembali menjadi Walikota ada 58 persen dan selebihnya 15 persen tidak tahu," ungkap Sirojudin dalam pemaparannya di rumah PAN Pekanbaru.
Dalam survei Saifulmujani yang dilakukan mulai tanggal 13-20 Juli 2016, juga menjelaskan, faktor penyebab masyarakat Pekanbaru enggan atau tidak ingin lagi dipimpin Walikota Firdaus MT dikarenakan warga yang menjadi survei rata-rata mengaku tidak puas dengan kinerja pemerintahan di bawah kepemimpinan Firdaus MT selama ini.
Hancurnya elektabilitas incumbent di mata masyarakat, kata survei, dikarenakan masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintah. Dari survei, kepuasan terhadap pemerintahan Firdaus-Ayat tercatat 26 persen memandang buruk dan 25 persen memandang baik.
"Yang paling dramatis dan bermasalah justru terjadi di kesejahteraan PNS. Biaya pendidikan mahal. Kepuasan warga terhadap kinerja Firdaus MT hanya 44 persen. Ke Ayat Cahyadi 49 persen," pungkasnya.
Survei ini dilakukan dengan sebaik mungkin dengan metode yang digunakan, populasi seluruh pemilih diambil 410 orang sebagai sampel, dengan margin eror lebih kurang 5 persen. Wawancara dilakukan secara langsung kepada masyarakat yang menjadi survei, dan 410 orang ini dipilih secara random yang dianggap pantas dan layak mewakili warga lainnya.
Sirojudin Abbas yang merupakan doktor dari universitas di Amerika Serikat ini mengaku pihaknya memiliki tim survei di seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan survei saat Pilpres kemarin dan juga Reshuffle Kabinet Kerja Jokowi, hasilnya tidak jauh melenceng.
Sirojudin Abbas juga mengaku melakukan survei dengan sebaik mungkin dan tidak dipengaruhi siapapun. Memang pihaknya dibayar oleh PAN Kota Pekanbaru untuk melakukan survei, namun untuk hasilnya dipaparkan dengan bersih tanpa rekayasa.
"Hal ini untuk bercermin, kita kasih cermin yang bagus, tanpa dibagus-bagusin, ini hasilnya apa adanya tidak dikurang atau ditambah-tambah. Kita independen tidak bisa dibayar untuk hasil survei, karena ini menyangkut nama baik kami sebagai tim survei. Dan ini kami pertaruhkan," tandasnya. (DWI)