Warga Mengeluh Harga Elpiji Subsidi Tak Kunjung Turun

Senin, 01 Agustus 2016 | 11:19:58 WIB
ilustrasi

EKONOMI (RA) - Warga Kota Madiun, Jawa Timur, mengeluhkan harga elpiji subsidi yang berkapasitas 3 kg tak kunjung turun pascalebaran lalu.  
"Harga elpiji saat ini mencapai Rp20 ribu per tabung. Padahal biasanya di kisaran Rp18 ribu hingga Rp19ribu," ujar seorang pemilik warung makan di Jalan Kartini Kota Madiun, Endang, kemarin.

Menurut dia, tingginya harga elpiji tersebut sudah terjadi sejak bulan puasa lalu. Namun, hingga Lebaran berakhir, harganya belum juga turun.

Endang berharap harga elpiji kembali normal, yakni di kisaran Rp17 ribu hingga Rp18 ribu per tabung. Hal itu agar tidak membebani masyarakat.

Pemilik pangkalan elpiji di Jalan Kuweni, Megawati, mengatakan, harga elpjij di tingkat pangkalan hanya Rp16 ribu per tabung dan hal itu sesuai dengan aturan pemerintah.

"Jika ada pengecer yang menjual hingga Rp20 ribu per tabung, jelas sangat kemahalan. Apalagi kondisinya sedang tidak langka," kata Megawati.

Pihaknya mengimbau para pengecer tidak menjual barang subsidi pemerintah itu terlalu jauh selisihnya dari harga eceran tertinggi.

Setiap hari Megawati mengaku menerima kiriman 100 tabung elpiji dari agen. Distribusinyapun tergolong lancar tidak ada keterlambatan maupun kelangkaan barang. Sehingga, kurang pas jika pengecer menjual elpiji ukuran 3 kilogram di harga Rp20 ribu per tabung.

Hal yang sama diungkapkan oleh pemilik agen elpiji di Jalan Diponegoro, Bambang Wuryanto. Tingginya harga elpijij di pasaran tersebut dipastikan permainan dari para pengecer yang ingin mengambil untung banyak. Padahal stok tergolong aman.

"Kami tidak dapat mengawasi harga di tingkat pengecer. Kalau itu terjadi di pangkalan, kami bisa pangkas. Apalagi pengecernya bukan di wilayah kami, terpaksa kami tidak dapat berbuat banyak," kata Bambang.

Ia menyatakan pihak Hiswana Migas yang berhak memberikan tindakan atas ulah pengecer "nakal" tersebut. Sebab, permainan harganya tersebut dapat menimbulkan kepanikan masyarakat atas kebutuhan bahan bakar bersubsidi itu. (rimanews)

Terkini

Terpopuler