PEKANBARU (RA) - Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Lukman Sungkar, menegaskan pihaknya akan menginvestigasi dugaan penimbunan bahan pangan gula dan daging sapi di Riau. Pasalnya jelang puasa dan lebaran, kedua komoditi tersebut mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Dikatakan Lukman juga, pihaknya akan mencari tahu para sindikat penimbun bahan pangan. Hal ini dilakukan agar harga daging dan gula di Riau stabil.
"KPPU akan menginvestigasi untuk mencari tahu sindikat penimbun bahan pangan terutama gula dan daging sapi. Selanjutnya, hal itu akan ditindak sesuai dengan aturan," kata Lukman, Senin (6/6/2016).
Lukman menjelaskan ada beberapa regulasi yang bisa menjerat pelaku yang diduga melakukan kartel. Karena akibat praktik kartel ini bisa merusak harga dan merugikan pedagang lain maupun masyarakat.
"KPPU akan menindak pelaku penimbun dengan Undang-Undang 20/2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan UU 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat," jelas Lukman.
PKPU juga menggunakan Peraturan KPPU no.1/2015 tentang Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Kemitraan dengan sanksi paling banyak Rp10 miliar.
Saat ini di Pekanbaru juga tengah dilakukan operasi pasar gula. Karena terjadi kenaikan yang begitu tinggi pada komoditas tersebut. Harga gula per kilogram berkisar Rp 20.000 naik dari harga normal Rp12.000.
Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Pemko Pekanbaru telah menyediakan 115 ton gula pasir yang akan dijual di operasi pasar untuk mengatasi gejolak harga menjelang Ramadan.
"Proses distribusi gula pasir di Lampung dan Jambi terkendala cuaca. Hingga menyebabkan harga gula melambung mencapai 40 persen," sebut Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru, Masirba H Sulaiman.
Sementara harga daging sapi di Riau juga tidak kunjung turun. Padahal Pemerintah Pusat telah melakukan impor daging agar harganya bisa turun hingga Rp 80.000 per kilogram. Namun di Pekanbaru harga daging sapi per kilogram masih berkisar Rp 120.000.
"Stok daging sapi di rumah potong masih dibatasi dari sentra peternakan di Sumatra Selatan," sebut Kepala Disperindag Riau Muhammad Firdaus.
"Meskipun keran impor di buka, harga sapi tidak akan berpengaruh. Tetap berada di harga Rp100.000 atau lebih. Karena stok sapi di rumah potong dibatasi karena ada dugaan penimbunan" tandasnya. (DWI)