SUMBAR (RA) - Banjir bandang dan longsor yang meluluhlantakkan Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), tak hanya merusak rumah dan fasilitas umum.
Luka mental, terutama pada anak-anak dan perempuan, menjadi bayang-bayang yang tak kalah berat. Di titik inilah kehadiran Polwan Polda Riau menjadi penguat di tengah duka.
Polda Riau menerjunkan personel Polwan ke lokasi terdampak, membawa misi kemanusiaan, dengan memulihkan trauma para penyintas. Mereka tak datang sendiri.
Sebuah kolaborasi besar dibentuk bersama para akademisi dan Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himpsi) dari berbagai kampus, mengerahkan 42 psikolog untuk membantu penanganan mental korban secara menyeluruh.
Salah satu Polwan yang ikut terjun, Bripda Chelin, mengaku tak mudah menahan haru saat menyaksikan kondisi di tenda pengungsian. Namun ia dan rekan-rekannya sadar, mereka harus menjadi sumber energi positif.
"Tunjukkan senyum, hibur mereka, buat anak-anak lupa takutnya," katanya, Jumat (5/12/2025).
Tenda pengungsian pun berubah menjadi ruang bermain. Congklak, mewarnai, boneka tangan, tali karet, hingga bola, semua dimainkan untuk mengalihkan rasa takut anak-anak yang masih terguncang pasca galodo yang meratakan rumah dan kampung mereka.
Karo Ops Polda Riau Kombes Ino Harianto mengatakan, pengerahan 42 psikolog dilakukan karena lokasi pengungsian terpencar di berbagai titik sehingga butuh penanganan paralel.
Tim ini dipimpin Kepala SPN Polda Riau Kombes Indra Duaman, atas perintah Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan. Fokus utama diarahkan ke wilayah Agam, mengingat tingginya jumlah korban.
Data terakhir mencatat 104 orang meninggal dunia dan 79 dinyatakan hilang di Kecamatan Palembayan.
"Ini bentuk empati dan kepedulian Polda Riau untuk masyarakat Sumbar," ujar Ino.
Selain tim trauma healing, Polda Riau juga mengirimkan bantuan gelombang kedua berupa sembako, air bersih menggunakan mobil tangki, serta toilet portable.
Alat berat buldozer turut digerakkan untuk membuka akses jalan yang terputus.
Untuk identifikasi korban, Polda Riau juga memberangkatkan kontainer pendingin jenazah, agar jenazah tanpa identitas dapat disimpan dengan layak sampai proses post mortem selesai.
Sebelumnya, sebanyak 290 personel SAR telah dikirim membantu evakuasi dan pencarian korban.
Kehadiran Polwan dan tim psikolog ini menjadi bukti bahwa polisi tak hanya menjalankan tugas penegakan hukum, tetapi juga berdiri di garis terdepan kemanusiaan, menguatkan hati yang rapuh dan memulihkan batin masyarakat Agam yang tengah berduka.