Misteri Perut Buaya Raksasa Indragiri Hilir Terungkap, Mata Tombak hingga Pecahan TV

Senin, 24 November 2025 | 14:06:39 WIB
Buaya yang ditangkap warga Desa Sungai Undan, Kecamatan Reteh, itu akhirnya mengembuskan napas terakhir.

PEKANBARU (RA) - Penemuan benda-benda mencengangkan dari dalam perut seekor buaya raksasa yang mati di Indragiri Hilir (Inhil), Riau, menggemparkan publik.

Buaya yang ditangkap warga Desa Sungai Undan, Kecamatan Reteh, itu akhirnya mengembuskan napas terakhir, dan hasil autopsi mendalam mengungkap sebuah kisah tragis tentang dampak sampah dan benda asing terhadap satwa liar.

Buaya air asin berukuran masif, yang ditangkap warga pada Jumat, 31 Oktober 2025, setelah meresahkan, sempat menjadi tontonan utama di tempat penangkaran lokal.

Namun, hewan buas ini, yang menolak makan sejak penangkapannya, akhirnya mati pada Kamis (20/11/2025).

Kematian ini, yang diduga kuat berhubungan dengan kondisi perutnya, menjadi babak akhir yang menyedihkan bagi sang reptil purba.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Inhil, Junaidi, menjelaskan bahwa bangkai tersebut diminta oleh sebuah lembaga konservasi di bawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan.

"Bangkai buaya dengan bobot fantastis 585 kilogram dan panjang mencapai 5,7 meter ini dikirim ke Jakarta. Tujuannya adalah untuk proses preparasi dan pengawetan, memastikan buaya raksasa ini menjadi spesimen studi penting," katanya, Senin (24/11/2025).

Sebelum keberangkatannya menuju ibu kota menggunakan mobil boks berpendingin, tim ahli melakukan pembedahan darurat.

Pembedahan ini bukan hanya untuk investigasi penyebab kematian, tetapi juga untuk mengungkapkan kebenaran yang mengerikan di balik kondisi buaya.

Sesuai dugaan, apa yang ditemukan di dalam saluran pencernaan buaya sungguh di luar nalar dan menjadi bukti nyata betapa tercemarnya habitatnya.

"Isi dalam perut hewan buas dilindungi itu sangat mengejutkan," kata Junaidi.

Tim menemukan serangkaian benda yang tidak bisa dicerna, yang diyakini menjadi pemicu utama buaya tersebut berhenti makan dan akhirnya mati.

Daftar temuannya mencakup 20 kantong plastik, beberapa karung goni, tutup botol plastik, dan sebuah pisau kecil beserta gagangnya.

Yang paling mengerikan, tim juga menemukan benda logam berbahaya, sebuah mata tombak dan bahkan pecahan tabung televisi yang berukuran cukup besar.

Keberadaan benda-benda tajam dan keras ini menunjukkan tingkat bahaya yang dihadapi satwa liar akibat kontaminasi sampah rumah tangga dan limbah padat di lingkungan sungai dan rawa di Indragiri Hilir.

Junaidi menegaskan bahwa semua benda asing tersebut ditemukan dalam kondisi masih utuh, menandakan sistem pencernaan buaya tidak mampu memproses atau menghancurkannya.

"Kita sangat terkejut saat menemukan benda-benda tersebut. Semuanya masih utuh, karena tidak bisa dicerna oleh buaya," ucapnya.

Meskipun laporan-laporan sebelumnya memunculkan kekhawatiran, Junaidi memastikan bahwa tidak ditemukan tulang belulang atau sisa-sisa manusia di dalam perut buaya.

Hal ini setidaknya menghilangkan spekulasi bahwa buaya raksasa ini mungkin adalah predator manusia, namun menggantinya dengan keprihatinan lain, buaya itu adalah korban dari polusi lingkungannya sendiri.

Kini, bangkai buaya yang akan diawetkan ini menjadi pengingat yang menyedihkan bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Kisah buaya Inhil dengan pecahan tabung TV dan mata tombak di perutnya menjadi simbol dari bahaya polusi plastik dan limbah keras yang kini mengancam keseimbangan ekosistem dan kehidupan satwa liar di Riau.

Warga Desa Sungai Undan, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, digemparkan dengan kemunculan seekor buaya berukuran sangat besar pada hari Jumat 31 Oktober 2025.

Hewan liar dilindungi tersebut diperkirakan memiliki panjang yang fantastis, mencapai sekitar 7 meter, dengan perkiraan bobot yang tidak kalah mencengangkan, yaitu hampir 1 ton.

Buaya raksasa ini pertama kali terdeteksi oleh warga saat sedang berenang santai di aliran sungai yang melintasi langsung kawasan permukiman mereka.

Kehadiran predator besar ini seketika menimbulkan kepanikan massal di kalangan penduduk, karena muncul kekhawatiran serius bahwa buaya tersebut dapat mengancam keselamatan baik penduduk maupun hewan ternak mereka.

"Awalnya buaya ini muncul di aliran sungai dan sempat membuat warga cemas, karena ukurannya yang sangat besar dan sering terlihat mendekati area permukiman," kata Kapolsek Reteh, AKP Sahril.

Menurut Sahril, buaya tersebut kemudian bergerak masuk ke dalam parit di sekitar lokasi dan tidak lagi bisa keluar.

Mengetahui kondisi buaya yang terperangkap, seorang warga bernama Zulkifli segera mengambil inisiatif.

Ia mengajak sekitar 20 orang warga lainnya untuk merencanakan dan melaksanakan upaya evakuasi terhadap hewan berukuran raksasa yang sudah membuat geger tersebut.

Setelah berjuang bersama-sama selama beberapa jam dengan peralatan seadanya, termasuk tali besar, akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan oleh tim warga.

Momen keberhasilan ini menjadi kelegaan bagi seluruh penduduk yang sebelumnya dilanda kecemasan.

Petugas kepolisian dari Polsek Reteh segera turun tangan ke lokasi penemuan untuk memastikan area sekitar aman dan bahwa seluruh proses evakuasi yang dilakukan oleh warga berjalan dengan tertib dan tanpa insiden yang membahayakan.

Tags

Terkini

Terpopuler