PEKANBARU (RA) – Aksi simulasi pertempuran udara jarak dekat atau dogfight antara jet tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara dan F-15 Strike Eagle dari United States Air Force (USAF) menjadi sorotan utama dalam Latihan Bersama (Latma) Cope West 2025.
Pertarungan udara itu digelar di Military Training Area Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru mulai Selasa kemarin. Sejak resmi dibuka, para penerbang dari kedua negara langsung menjalani berbagai tahapan latihan taktis yang disusun secara sistematis.
Dimulai dari Basic Fighter Maneuvers (BFM) untuk mengasah kemampuan tempur udara individu, lalu berlanjut ke Air Combat Maneuvering (ACM) yang menekankan koordinasi tim dalam menghadapi pertempuran udara berpasangan maupun berkelompok.
Latihan semakin intens dengan skenario Defensive Counter Air (DCA) dan Offensive Counter Air (OCA). Dalam skenario tersebut, penerbang dibagi menjadi dua tim. Blue Force yang diperkuat empat F-16 TNI AU bertugas menjalankan misi Combat Air Patrol (CAP) untuk mempertahankan wilayah udara. Sementara itu, Red Force terdiri dari dua F-15 USAF dan dua F-16 TNI AU yang melaksanakan misi penetrasi pertahanan udara dalam serangan ofensif.
Perbedaan karakteristik dua jet tempur utama menjadi daya tarik tersendiri. F-16 Fighting Falcon TNI AU dikenal lincah dan gesit, sedangkan F-15 Strike Eagle USAF unggul dalam kecepatan serta daya jelajah. Kontras inilah yang menghadirkan dinamika pertarungan menantang, memaksa para penerbang untuk mengaplikasikan taktik terbaik layaknya pertempuran udara sesungguhnya.
Direktur Latihan Cope West 2025 dari TNI AU, Kolonel Pnb Bambang Apriyanto, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar uji kemampuan tempur, tetapi juga sarana memperkuat kerja sama antarangkatan udara.
"Latma Cope West 2025 memberikan ruang bagi para penerbang untuk menguji keterampilan, meningkatkan interoperabilitas, serta memperdalam pemahaman taktik udara bersama mitra dari USAF. Inilah wujud komitmen TNI AU untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kesiapan dalam menghadapi tantangan masa depan," ungkap Bambang, Rabu (10/9/2025).
Sementara itu, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Abdul Haris, menambahkan bahwa penyelenggaraan latihan internasional ini memberi manfaat besar bagi kedua pihak.
"Kami bangga Lanud Roesmin Nurjadin dipercaya menjadi lokasi latihan internasional ini. Dengan latihan bersama, para penerbang tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat persahabatan, rasa saling percaya, dan kerja sama strategis antara TNI AU dan USAF," tutupnya.