Anak Gajah Sumatera yang Dievakuasi di Kampar Mati, BBKSDA Riau Ungkap Penyebabnya

Selasa, 12 Agustus 2025 | 16:12:48 WIB
https://www.youtube.com/watch?v=o1F2QNnF9DA

PEKANBARU (RA) - Kabar duka datang dari dunia konservasi satwa liar. Seekor anak gajah Sumatera yang dievakuasi dari Desa Gunung Mulya, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, pada 10 Maret 2025, mati pada 11 April 2025 pukul 05.00 WIB meski telah menjalani perawatan intensif.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, menjelaskan bahwa upaya penyelamatan awal dilakukan dengan mengembalikan anak gajah ke induk dan kelompoknya di alam.

Namun, usaha tersebut gagal, sehingga satwa tersebut dipindahkan ke Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Siak, untuk mendapatkan nutrisi dan perawatan.

"Selama tiga hari di PLG Minas, anak gajah menolak menyusu, baik susu formula maupun dari induk gajah lain," ujar Supartono, Selasa (12/8/2025).

Anak gajah kemudian dipindahkan ke PLG Sebanga, Bengkalis, dengan harapan mendapatkan indukan asuh dari gajah yang baru melahirkan. Namun, upaya itu kembali gagal dan pemberian nutrisi dilakukan melalui buah-buahan.

Karena perilakunya yang hiperaktif, dibuat kandang sementara dengan pengawasan satu dokter hewan dan tiga mahout. Kondisi anak gajah mulai menurun pada 8 April 2025, ditandai berkurangnya nafsu makan.

"Tim medis memberikan air gula dan elektrolit hingga kondisinya sempat membaik. Namun dua hari kemudian, kesehatan anak gajah kembali memburuk dan memerlukan infus. Upaya penyelamatan tidak berhasil, dan hewan tersebut dinyatakan mati," terang Supartono.

Nekropsi awal menunjukkan adanya peradangan pada lambung dan usus. Sampel organ yang dikirim ke Medica Satwa Laboratories, Bogor, dinyatakan negatif terhadap virus Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).

Uji histopatologi di Institut Pertanian Bogor mengungkap penyebab kematian sebagai berikut:

1. Pneumonia disertai perdarahan paru-paru yang menyebabkan gagal napas.

2. Gastroenteritis yang memicu dehidrasi, malnutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, dan hypovolemic shock.

3. Stres berat akibat terpisah dari induk dan kelompok, yang menurunkan daya tahan tubuh.

Supartono menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat langkah pencegahan kematian anak gajah melalui pemeriksaan kesehatan rutin, pemberian nutrisi memadai, dan perawatan intensif.

Tags

Terkini

Terpopuler