PEKANBARU (RA) - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, semangat nasionalisme tumbuh dari sebuah kios kecil di Jalan KH Ahmad Ahlan, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru.
Di balik mesin jahit sederhana, Armen Chaniago, seorang penjahit sekaligus pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merangkai bendera Merah Putih dengan penuh dedikasi.
Sudah lebih dari lima tahun Armen menekuni usaha menjahit bendera. Usaha ini awalnya dirintis untuk mengisi waktu luang dan menambah penghasilan keluarga.
Namun setiap memasuki bulan Agustus, kios sederhananya ramai dikunjungi warga yang ingin membeli bendera untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan.
"Peningkatan pesanan memang tidak terlalu besar dibanding hari biasa, tapi cukup membantu. Kami tidak pernah mematok harga tinggi," ujar Armen, Kamis (31/7/2025).
Harga bendera yang dijahit sendiri oleh Armen berkisar antara Rp15.000 hingga Rp50.000, tergantung pada ukuran. Selain menjual bendera, ia juga menerima jasa vermak pakaian di kios yang sama.
"Kami buat bendera sendiri, lalu kami taruh di kedai. Kalau ada yang lewat dan membeli, Alhamdulillah. Kalau ada yang menawar dengan harga murah, tidak masalah, yang penting bendera ini dipasang di rumah mereka," katanya.
Semangat nasionalisme Armen tidak hanya diwujudkan lewat penjualan. Ia bahkan sering membagikan bendera kecil secara gratis kepada para sopir truk dan pengendara lainnya agar Merah Putih berkibar di lebih banyak tempat.
"Saya ingin menunjukkan jiwa nasionalis. Biar bendera Merah Putih berkibar di mana-mana," tambahnya.
Kisah Armen mencerminkan bahwa semangat kemerdekaan tidak melulu soal upacara megah atau seremoni formal. Lewat tangan-tangan UMKM seperti dirinya, cinta tanah air terus dijahit dan disebarkan dari sudut-sudut kota.
"Yang penting, bendera ini bisa berkibar dengan gagah di setiap rumah dan kendaraan," pungkas Armen.