JAKARTA (RA) - Pengamat Hubungan Internasional mengatakan Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran sebagai penengah menghadapi ketegangan global yang terus memanas, dari Eropa hingga Timur Tengah dan Asia Selatan
Sosok Presiden Prabowo Subianto dinilainya mampu menjalin komunikasi lintas negara dengan baik.
"Pak Prabowo punya akses langsung ke banyak pemimpin dunia. Beliau bisa jadi mediator, atau setidaknya mengutus tokoh seperti Menlu atau Pak Jusuf Kalla untuk misi damai," katanya.
"Perang sudah tidak relevan. Dunia sedang tak membutuhkan konflik, apalagi yang melibatkan negara-negara bersenjata nuklir seperti India dan Pakistan," ujarnya dalam Dialektika Demokrasi bertema 'Mitigasi Geopolitik Indonesia Menghadapi Dampak Perang India-Pakistan' di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/5/2025) kemarin.
Hikmahanto menyampaikan keprihatinannya atas konflik yang tak kunjung usai di Gaza. Ia menilai aksi militer Israel yang menghalangi bantuan kemanusiaan sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan.
"Anak-anak di Gaza kini mengalami kelaparan. Bahkan Trump yang dikenal keras sekalipun meminta Israel memberi akses bantuan," tegasnya.
Ia juga menyoroti potensi konflik antara India dan Pakistan yang bisa meledak kapan saja. Jika tidak ditangani, ego para pemimpin bisa memperkeruh situasi.
"Perang sudah tidak relevan. Dunia sedang tidak membutuhkan konflik, apalagi yang melibatkan negara-negara bersenjata nuklir seperti India dan Pakistan," ujarnya.
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Syahrul Aidi Maazat menilai Indonesia perlu meningkatkan kekuatan teknologi peralatan tempur. menyusul konflik antara India dengan Pakistan yang diwarnai perang kekuatan alat tempur kedua negara.
Ia mengatakan agar dukungan peningkatan alat militer Indonesia jangan mengandalkan satu pihak tertentu saja, misalnya China atau Amerika.
"Langkah tersebut perlu dilakukan agar Indonesia memiliki daya tawar lebih dalam posisinya di tataran kekuatan global," katanya.