Temui Menhub, Gubernur Riau Usulkan Relokasi Bandara dan Jalur Kereta Barang untuk Kurangi Kerusakan Jalan

Rabu, 07 Mei 2025 | 04:20:00 WIB
Temui Menhub, Gubernur Riau Usulkan Relokasi

JAKARTA (RA) - Gubernur Riau, Abdul Wahid, bersama para bupati dan wali kota se-Riau melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kementerian Perhubungan di Jakarta pada Selasa (6/5/2025). 

Rombongan diterima langsung oleh Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, dalam pertemuan strategis membahas konektivitas dan infrastruktur transportasi di Provinsi Riau.

Dalam paparannya, Wahid menjelaskan bahwa Riau memiliki posisi yang sangat strategis di tengah Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka, salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia. 

Wilayah ini terdiri atas laut, daratan, dan kepulauan yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional.

"Riau memiliki potensi besar, baik dari sisi sumber daya alam seperti migas, perkebunan, dan pertambangan, maupun dari sisi geografis. Namun kami masih menghadapi tantangan konektivitas antarwilayah," ujar Wahid.

Provinsi Riau saat ini memiliki 12 Wilayah Kerja Migas yang aktif, menjadikannya salah satu penyumbang energi nasional utama. Namun, lemahnya konektivitas menyebabkan banyak potensi ekonomi belum tergarap optimal.

Terkait sektor udara, Wahid menyoroti kondisi Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II yang saat ini digunakan bersama oleh penerbangan komersil dan militer. Karena aktivitas militer yang tinggi, termasuk latihan bersama dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, Wahid mengusulkan pemindahan bandara komersial ke lokasi baru.

"Maka kalau bisa kami ingin relokasi bandara. Bandara lama untuk TNI AU, dan bandara komersil dipindahkan ke lokasi yang lebih strategis, terhubung dengan tol, dan sesuai studi kelayakan,” tegasnya.

Selain itu, Wahid meminta perhatian serius terhadap transportasi laut. Ia mendorong reaktivasi rute pelayaran lama dan pembukaan rute baru, seperti Tembilahan–Batam, guna meningkatkan mobilitas antarpulau.

"Kami sudah ke ASDP dan menyampaikan agar rute lama diaktifkan kembali, serta rute baru dibuka untuk memperkuat konektivitas maritim," tambahnya.

Persoalan kendaraan over dimension and over load (ODOL) juga tak luput dari perhatian. Wahid menyoroti kerusakan jalan akibat truk pengangkut sawit dan batu bara. Dari 4 juta hektare kebun sawit di Riau, hanya sekitar 1,2 juta hektare yang memiliki izin resmi.

"Transportasi angkutan berat seperti batu bara dan sawit ini membuat jalan cepat rusak. Kami mengusulkan agar ke depan, angkutannya dialihkan menggunakan kereta barang. Mohon dukungan dari Kemenhub untuk pembangunan jalur kereta," sebut Wahid.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyambut baik berbagai usulan strategis dari Gubernur dan kepala daerah se-Riau. Ia menegaskan bahwa kementeriannya akan menindaklanjuti aspirasi daerah melalui koordinasi teknis lintas sektor.

"Pertemuan ini merupakan bentuk kolaborasi antara pusat dan daerah. Semua masukan akan kami pelajari dan tindak lanjuti secara teknis agar bisa dirumuskan kebijakan yang tepat dan aplikatif," ujar Dudy.

Dudy menambahkan bahwa pihaknya melihat pentingnya merancang sistem transportasi yang menyeluruh di Provinsi Riau. Menurutnya, konektivitas yang baik akan berdampak langsung pada percepatan pembangunan dan pemerataan ekonomi.

"Kita akan follow up secara teknis semua masukan, termasuk relokasi bandara, pengaktifan rute laut, hingga jalur kereta barang. Ini demi mendukung kemajuan Riau secara menyeluruh," tutupnya.

Tags

Terkini

Terpopuler