Yayasan Gambut di Riau Masuk 16 Besar Finalis RestorLife Award 2025, Siap Perluas Program Lingkungan

Sabtu, 19 April 2025 | 16:21:16 WIB
Yayasan Gambut berhasil masuk dalam 16 besar finalis ajang internasional RestorLife Award 2025.

PEKANBARU (RA) – Yayasan Gambut berhasil masuk dalam 16 besar finalis ajang internasional RestorLife Award 2025, terpilih dari 1.127 pengajuan dari berbagai negara. Penghargaan ini diberikan kepada organisasi yang berkontribusi dalam pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Seleksi dilakukan secara ketat oleh panel ahli di bidang ekologi, pengembangan masyarakat, dan keberlanjutan. Pengumuman finalis disampaikan di Victoria, Zimbabwe, pada Kamis (11/4/2025) lalu.

RestorLife Award merupakan ajang internasional yang memberikan penghargaan sekaligus dukungan pendanaan bagi inisiatif pelestarian dan pemulihan lingkungan.

Penghargaan ini terbagi dalam dua kategori, yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan kepemimpinan bisnis yang berperan aktif dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mendukung mata pencaharian berkelanjutan.

Direktur Yayasan Gambut, Mulyadi, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari kerja bersama antara lembaga dan masyarakat lokal.

“Terpilih sebagai finalis dalam RestorLife Award 2025 adalah bentuk pengakuan atas upaya kolektif kami bersama komunitas dalam melindungi dan merestorasi ekosistem gambut secara berkelanjutan,” ujar Mulyadi, Sabtu (19/4/2025).

Menurut Mulyadi, jika Yayasan Gambut berhasil meraih penghargaan, maka akan menerima dana sebesar USD 25.000 untuk memperkuat program pelestarian lingkungan. Dana tersebut direncanakan untuk memperluas kegiatan restorasi ekosistem di Pulau Bengkalis, Riau.

“Dana tersebut akan digunakan untuk restorasi sekitar 6 hektare lahan gambut dan mangrove, melalui penanaman 1.000 bibit mangrove, pembangunan dua sekat kanal, serta pemasangan empat unit Fire Danger Rating System (FDRS) sebagai sistem deteksi dini kebakaran,” jelasnya.

Selain itu, Yayasan Gambut juga akan mengembangkan program agroforestri kopi Liberika di lahan seluas 4 hektare dengan 4.000 batang kopi dan 2.000 pohon lokal untuk mendukung ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

“Inisiatif ini ditujukan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati, menurunkan risiko kebakaran, menyimpan karbon, melindungi wilayah pesisir, serta memperkuat kapasitas komunitas dalam pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan,” tambah Mulyadi.

Ia juga berharap Yayasan Gambut bisa meraih posisi juara dalam ajang RestorLife Award 2025, agar program restorasi dapat direalisasikan secara optimal di Bengkalis.

“Kami berharap usulan Yayasan Gambut menjadi yang terbaik dalam kompetisi ini agar seluruh rencana restorasi bisa berjalan maksimal,” tutupnya.

Tags

Terkini

Terpopuler