RIAU (RA) - Sejak ditetapkan pada 13 Maret 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi mencabut status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Riau sejak Sabtu (30/11/24) lalu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadaman Kebakaran (BPBD Damkar) Provinsi Riau, M Edy Afrizal, mengatakan pencabutan status siaga darurat Karhutla Riau itu dicabut memang karena diantisipasi berakhir tanggal 30 November dan pada perkembangannya secara garis besar karhutla telah dapat ditangani.
"Dengan berakhirnya status siaga darurat Karhutla, maka seluruh helikopter water bombing dan patroli serta pesawat patroli bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ditarik dari Riau," ujarnya, Senin (2/12/24).
Diketahui, helikopter water bombing dan patroli maupun pesawat patroli yang dipinjamkan BNPB itu telah membantu petugas sejak tanggal 20 November lalu.
"Sekarang tidak ada lagi helikopter yang standby di Riau sudah ditarik," pungkas Edy.
Edy menjabarkan luasan lahan terbakar di Provinsi Riau sepanjang tahun 2024 adalah seluas 2.486,75 hektare yang tersebar di 12 kabupaten/kota se-Riau.
Adapun rincian lahan yang terbakar adalah di Kabupaten Rohul 35,4 hektare, Rohil 98,5 hektare, Dumai 234,15 hektare, Bengkalis 138,33 hektare, Kepulauan Meranti 165,64 hektare, Siak 133,91 hektare, Pekanbaru 39,04 hektare, Kampar 125,87 hektare, Pelalawan 424,13 hektare, Inhu 777,17 hektare, Inhil 237,80 hektare, dan Kuansing 76,80 hektare.