PEKANBARU (RA) - Election Corner (EC) FISIP Universitas Riau baru saja merilis hasil survei Pilkada Siak 2024 yang menunjukkan potensi perubahan besar dalam peta politik daerah tersebut.
Survei yang melibatkan 1.310 responden dengan margin of error (MoE) ±2,9% dan tingkat kepercayaan 95% ini dilakukan pada 28 Oktober hingga 10 November 2024.
Hasilnya, pasangan petahana Alfedri-Husni diprediksi kalah oleh pasangan Afni-Syamsurizal, yang saat ini unggul dalam elektabilitas.
Dr. Tito Handoko, M.Si, Koordinator EC FISIP UNRI, menjelaskan bahwa hasil survei ini mencerminkan dinamika politik yang menarik, di mana petahana sulit mempertahankan kekuasaannya karena adanya anomali politik.
"Dalam survei independen yang kami lakukan, impresi positif justru diperoleh oleh paslon Afni-Syamsurizal. Serangan isu gender terhadap Afni, yang adalah calon bupati perempuan pertama di Siak, malah memperkuat sentimen positif masyarakat terhadapnya," ujar Dr. Tito, Rabu (20/11/2024).
Survei menunjukkan tingkat keterpilihan pasangan Afni-Syamsurizal mencapai 40,76%, diikuti Alfedri-Husni Merza dengan 23,97%, pasangan Irving-Sugianto 16,87%, dan pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 18,40%.
Dr. Tito mengungkapkan bahwa pergeseran suara ini dipengaruhi oleh ketidakpuasan publik terhadap kepemimpinan Alfedri-Husni. Tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Siak berada di angka 48,55%, yang mayoritas dinilai cukup.
Ditambah lagi, kampanye petahana dinilai monoton dan kurang membawa isu baru, sehingga menurunkan minat masyarakat untuk memilihnya kembali.
Anomali semakin terlihat pasca-debat kandidat. Analisis berbasis media sosial menunjukkan Afni-Syamsurizal meraih sentimen positif tertinggi, sementara Alfedri-Husni kehilangan dukungan karena blunder kampanye yang menyerang personal kandidat lain.
"Pasangan Afni-Syamsurizal justru mendapat simpati masyarakat, terutama karena kampanye yang menyerang figur personal tidak diterima baik oleh publik," jelas Dr. Tito.
Faktor lain yang memperkuat posisi Afni-Syamsurizal adalah dukungan dari tokoh besar seperti mantan Bupati Siak, Arwin AS, dan basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU). Afni, yang menjabat sebagai Ketua Muslimat NU Siak, didukung penuh oleh KH Muhammad Toyib Firdaus, sehingga suara Nahdliyin solid mengarah ke pasangan ini.
"Basis NU menjadi salah satu kekuatan signifikan. Ditambah dengan dukungan dari tokoh utama seperti KH Muhammad Toyib, Afni-Syamsurizal berhasil mendulang suara fanatik," tambah Dr. Tito.
Survei juga mencatat dampak Syamsuar Effect, pengaruh politik dari Syamsuar, yang sedang maju sebagai Calon Gubernur Riau. Loyalitas pemilih Syamsuar di Siak sangat tinggi, yang secara otomatis menguntungkan pasangan Afni-Syamsurizal.
Namun, bagi petahana, situasi semakin sulit karena mereka menghadapi kondisi yang disebut Dr. Tito sebagai "tekanan hegemoni." Alfedri harus berhadapan dengan berbagai tantangan politik dan sosial yang menurunkan kekuatannya sebagai incumbent.
"Pilkada Siak 2024 akan menjadi pertarungan dinamis. Strategi yang matang, penguasaan isu lokal, dan kemampuan menjawab aspirasi masyarakat akan menentukan siapa yang memenangkan kompetisi ini," pungkas Dr. Tito.