Hindari Tsunami Resesi 2023,  Gelora Miliki Tiga Cara ‘Move On’

Hindari Tsunami Resesi 2023,  Gelora Miliki Tiga Cara ‘Move On’
Waspada Resesi Ekonomi 2023 Mengintai, Bagaimana Kesiapan Indonesia?',

Riauaktual.com - Untuk menghindari tsunami resesi pada tahun 2023, Partai Gelora berpandangan agar Tim Ekonomi pemerintah move on dalam mengelola ekonomi Indonesia dengan model pendekatan baru. Terutama dalam mencari mitra dagang baru, selain AS, Eropa dan Cina, yang saat ini sedang mengalami resesi dan penurunan pertumbuhan sehingga berpendaruh pada ekspor Indonesia ke negara tersebut.

"Pilihlah negara-negara ekspor baru, misalkan India dan Afrika bagian utara. Daya beli masyarakatnya masih bagus, sehingga kita tidak terus defisit," kata Ketua Bidang Kebijakan Publik  DPN Partai Gelora Achmad Nur Hidayat (MadNur) saat menyampaikan Pengantar Gelora Talk bertajuk 'Waspada Resesi Ekonomi 2023 Mengintai, Bagaimana Kesiapan Indonesia?', Rabu (19/10/2022) sore.

Langkah kedua agar move on, pemerintah juga perlu meninggalkan spending (belanja atau pengeluaran negara yang sudah diatur oleh undang-undang/APBN) infrastruktur agar tak membebani APBN. "spending infrakstrur tersebut diganti dengan memprioritaskan daya beli masyarakat dan tambahan subsidi BBM untuk rakyat," katanya.

Ketiga, Pemerintah, lanjutnya, juga perlu move on dari suku bunga dalam pengelolaan moneter, dengan membuat resep baru untuk mengatasi inflasi yang tinggi dengan tidak menjaga suku bunga lain.

"Intinya Bank Indonesia tidak perlu naikin suku bunga, tapi cukup menjaga besaran nilainya, karena kalau suku bunga tinggi ada kewajiban membayar surat-surat berharga lebih lagi," kata MadNur yang juga Pengamat Kebijakan Publik Narasi Institute ini.

Sementara Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menambahkan, jika melihat proyeksi ekonomi 2023 berdasarkan dokumen The Fed yang dirilis bulan September lalu, maka kemungkinan kisaran titik tengah suku bunga berada di level 4,5 persen, atau bakal naik lebih dari 100 basis poin dari sekarang. Hal itu akibat permintaan masyarakat cukup tinggi dari sisi konsumsi.

"Sementara, inflasi berkepanjangan, dan ini mengakibatkan The Fed juga menaikkan tingkat suku bunga. Masalahnya ini kan The Fed menjadi sebagai acuan suku bunga dan putaran uang di pasar keuangan yang cukup besar," ujarnya.

Sedangkan Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS) Prof Anthony Budiawan mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan juga akan suram seperti ekonomi global pada umumnya yang mengalami resesi.

"Kalau ekonomi Indonesia sekarang masih baik-baik saja, karena masih tertolong dari adanya windfall profit dari harga komoditas dan batubara. Tetapi tahun 2023 belum tentu, karena kondisi secara ekonomi global mengalami resesi," kata Prof Anthony.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index