Riauaktual.com - Sebanyak 17 orang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resort (Polres) Kampar. Mereka bertanggung jawab atas penganiayaan sejumlah warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang.
Penganiayaan itu mengakibatkan ibu-ibu dan pria dewasa, sejumlah anak-anak mengalami luka-luka, Ahad (19/6). Warga itu diserang sejumlah orang tak tak dikenal menggunakan benda tumpul hingga senjata tajam.
Penganiayaan terhadap warga itu diketahui terjadi di Desa Terantang sekitar pukul 15.30 WIB, dampak kisru dualisme kepengurusan Kopersi Iyo Basamo. Video penganiyaan tersebut juga tersebesar luas di sosial media. Dalam video berdurasi 1 menit 40 detik, terlihat seorang pria memakai helm tengah menggendong anak kecil dengan bagian kepala mengalir darah.
Pria itu terus berjalan sembari mencari pertolongan medis. Sementara, dibelakangnya tampak terjadi bentrok antara warga dengan sejumlah pria tak dikenal. Bahkan juga terlihat pria berpakaian serba hitam tengah menenteng senjata tajam.
Masih dalam vidoe itu, tampak anak perempuan menangis. Ia merintih kesakitan lantaran bagian kepalanya benjol diduga terkena lemparan batu. Diketahui sejumlah korban yang mengalami luka telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk mendapat perawatan medis.
Atas kejadian itu, Polres Kampar langsung bergerak cepat ke tempat kejadian perkara. Polisi melakukan upaya penyelidikan dan mengamankan sebanyak belasan orang terduga pelaku penganiayaan.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto dikonfirmasi perihal perkembangan penanganan perkara tersebut menyampaikan, masih berproses. Pihaknya kata dia, telah menetapkan beberapa orang tersangka. “Sudah ditetapkan sebanyak 17 orang tersangka (dugaan penganiayaan),” ungkap Sunarto, Selasa (21/6).
Para tersangka diketahui telah dilakukan penahanan oleh pihak kepolisian. Mereka saat ini masih menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut.
Sebelumnya, salah seorang korban, Sri Yanti menyampaikan, orang suruhan diduga dari Hermayelis datang membawa senjata tajam dan benda tumpul memaksa masuk ke dalam kebun sawit di Desa Terantang. Namun, dihalang oleh sejumlah warga. “Kemudian terjadilah bentrol. Mereka brutal dan menyerang kami. Jumlah mereka puluhan orang,” ungkap Sri Yanti.
Tujuan kedatangan puluhan orang itu, sambung Sri Yanti, ingin menguasai lahan tersebut dan mengusir warga. “Yang diserang itu, anak-anak dan perempuan,” kata Yanti.
Akibat penyerangan itu, kata dia, banyak korban yang mengalami luka-luka. Bahkan, ada seorang warga yang kondisi tengah kritis lantaran bagian dadanya terkena lemparan batu. “Ada yang warga yang kritis. Kami diserang pakai samurai, parang,” pungkasnya.