Riauaktual.com - Di hari kesepuluh perang, Rusia-Ukraina sepakat melakukan gencatan senjata. Namun, gencatan senjata itu hanya berlangsung sehari dan khusus untuk dua wilayah di Ukraina: Mauriupol dan Volnovakha. Di luar itu, perang masih tetap membara.
Mauripol dan Volnovakha merupakan 2 wilayah yang selama ini jadi medan peperangan tentara Rusia-Ukraina. Meskipun masih terjadi perlawanan dari tentara Ukraina, dua kota itu sudah sudah berhasil dikuasai tentara Rusia. Akibat penguasaan itu, warga sipil yang masih bertahan di Mauripol dan Volnovakha mengalami kesulitan terhadap berbagai fasilitas publik seperti air, listrik hingga makanan.
Mariupol merupakan sebuah kota berpenduduk sekitar 450.000 orang di Laut Azov. Kota ini memiliki pelabuhan strategis yang memungkinkan akses maritim penting. Pendudukan kota ini dianggap dapat membuat pasukan Rusia yang datang dari semenanjung Crimea yang langsung terhubung dengan pasukan Donbas yang dikuasai separatis.
Sedangkan Volnovakha adalah kota berpenduduk sekitar 20.000 orang yang terletak di dekat bekas garis depan Ukraina dengan separatis yang didukung Rusia. Kota ini berjarak sekitar 60 kilometer (38 mil) dari Donetsk yang dikuasai separatis, sebuah pusat regional.
Permintaan agar terjadinya gencatan senjata itu, awalnya disuarakan Wali Kota Mariupol, Vadim Boychenko. Dia mengaku, kotanya berada di bawah blokade atau pengepungan pasukan Rusia dan meminta koridor kemanusiaan. Sementara kondisi warga berada dalam kondisi memprihatinkan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengabulkan permintaan itu dan mengumumkan gencatan senjata di dua kota tersebut. Gencatan senjata disepakati untuk membuka jalur bagi warga sipil untuk mengungsi ke wilayah aman.
“Hari ini (kemarin), 5 Maret, mulai pukul 10 pagi waktu Moskow, pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata dan membuka koridor kemanusiaan untuk keluarnya warga sipil dari Mariupol dan Volnovakha,” kata pihak Kemenhan dilansir dari Channel News Asia.
Dia mengklaim rute keluar untuk para penduduk telah disepakati dengan Ukraina. “Koridor kemanusiaan dan rute evakuasi sudah disepakati dengan Ukraina,” lanjutnya.
Hal senada disampaikan Penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina, Mykhailo Podoliak. “Di Mariupol dan Volnovakha, koridor evakuasi kemanusiaan sedang disiapkan. Para pihak untuk sementara melakukan gencatan senjata di area koridor,” sebut Podoliak.
Podoliak menungkapkan, serangan Rusia ke wilayah Rusia semakin brutal. Targetnya, bukan lagi menyerang pusat-pusat instalasi militer, melainkan telah menyasar ke penduduk sipil.
Meskipun gencatan senjata sudah dilakukan, tetap saja masih terdengar ledakan dahsyat di Kota Mariupol. Koresponden media Rusia, Sputnik, melihat langsung gumpalan asap dan beberapa ledakan terdengar di dekat Kota Mariupol.
Rusia yang juga sudah mengumumkan gencatan senjata dan menerima perundingan perdamaian dengan Ukraina, juga belum menurunkan tensi serangannya. Justru, negara Beruang Merah itu malah mengerahkan hingga 1.000 tentara bayaran tambahan ke Ukraina.
Pengerahan penambahan pasukan Rusia ini mendapat sorotan Amerika Serikat (AS). AS khawatir korban dari pihak Ukraina akan terus berjatuhan.
Sumber: Rm.id
