PEKANBARU (RA)- Anggota DPRD Kota Pekanbaru meminta agar Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Kesehatan untuk tanggap terhadap dampak kabut asap yang kini mulai menyelimuti Kota Pekanbaru. Meskipun asap bukan berasal dari Riau, namun Dewan berharap agar pemerintah mengantisipasi segala dampak yang akan terjadi akibat kabut asap tersebut.
"Saya himbau pemko melalui Dinas Kesehatan cepat tanggap, salah satunya dengan memberikan masker gratis, menambah ruang baik itu kamar, melalui anggaran agar bisa pasien ISPA ini ditanggapi cepat," ungkap Anggota DPRD Heri Setiawan, saat dikonfirmasi wartawan di ruang Fraksi Demokrat, Selasa (4/11).
Menurut Heri, dampak akibat asap karhutla ini, yang akan terkena adalah rata-rata anak-anak dan bayi di bawah usia lima tahun. Kabut asap mengakibatkan infeksi saluran pernafasan (ISPA).
"Bukan hanya dewasa, tapi rata-rata anak-anak. Ini kan kasihan harus ada penanganan yang cepat, anggarannya kan ada," ungkap Heri lagi.
Kemudian, diungkapkan Heri, kepada pelajar yang juga rawan menjadi korban ISPA, maka Dinas Pendidikan juga diminta melakukan koordinasi secara intens dengan Dinas Kesehatan.
"Jika memang berbahaya terhadap pelajar, terutama tingkat SD dan SMP, maka segera pulangkan. Walaupun anak-anak umpamanya sudah sempat masuk sekolah," paparnya.
Heri menambahkan, kepada pelaku pembakar hutan dan lahan, diharapkan agar diberikan sanksi tegas sehingga ada efek jera. "Jangan semata-mata menyalahkan pemerintah, namun tindak tegas pelaku pembakar hutan. Saya dah capek dengan asap ini, apa lagi di dapil saya Tenayan Raya, itu dataran tinggi. Makanya kita minta hukum berat pelaku pembakar lahan." pungkasnya.
Seperti diketahui, pada Selasa 4 November 2014 pukul 05.00 WIB ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan satelit Terra dan Aqua memantau ada sebanyak 234 titik panas atau hotspot tersebar di Pulau Sumatera yang menjadi indikasi masih adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Provinsi Sumatera Selatan tercatat paling banyak terdapat hotspot dengan jumlah 194 titik. Kemudian diikuti oleh Provinsi Jambi ada 13 titik, Bangka Belitung 11 titik, dan Lampung ada 10 titik. Sedangkan, di Provinsi Riau terdapat enam titik panas yang berada di Kabupaten Bengkalis 3 titik, Pelalawan 2 titik dan Kepulauan Meranti 1 titik.
Polusi asap kiriman dari daerah lain berpotensi menyelimuti Riau karena angin secara umum berhembus dari arah Tenggara hingga Barat daya menuju Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan 05-13 knot (9-25 km/jam).
Laporan : riki
