Kunker ke Riau, Sandiaga Salahuddin Uno Resmikan Wisata Desa Koto Masjid

Kunker ke Riau, Sandiaga Salahuddin Uno Resmikan Wisata Desa Koto Masjid

Riauaktual.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Provinsi Riau, dengan tujuan ke Desa Koto Masjid, kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Ahad (12/9/2021)

Kunker ini, sekaligus meresmikan Desa Koto Masjid yang merupakan satu dari 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Sandiaga mengatakan, Desa Koto Masjid ini berhasil menempati posisi 50 besar dari total 1.831 yang masuk kategori desa wisata Indonesia bangkit.

“Alhamdulillah, tentunya ini menjadi kebanggaan bagi saya karena tanah kelahiran saya masuk 50 desa wisata terbaik di Indonesia,” ungkap Sandiaga penuh semangat.

Ia berharap, raihan ini menjadi bentuk kebangkitan ekonomi di Indonesia khususnya di Riau. 

“Orang Riau tidak perlu keluar negeri. Kalau kangen Raja Ampat datang saja ke Kampar,  Riau,” ajaknya.

Selain meresmikan Desa Koto Masjid, Sandiaga Uno juga turut meninjau Kampung Patin. Karena warga di kampung ini memiliki paling tidak satu kolam patin perumah. 

Dengan potensi kuliner hasil olahan ikan patin di Provinsi Riau ini, Sandiaga berharap, kedepannya bisa memperluas pasar dan mengekspor ikan patin agar dapat merajai pasar global. 

“Ikan patin Indonesia memiliki kualitas yang baik dan bergizi tinggi, termasuk yang di Provinsi Riau, jika dibandingkan dengan jenis ikan patin di negara lain,” tutur dia.

Ia menargetkan kedepannya ikan patin dapat menggantikan impor ikan dori dan salmon.

Artinya, lanjut  Menparekraf, dengan potensi yang ada banyak peluang untuk memajukan ekonomi warga sekitar. Terutama dengan hasil panen ikan patin yang dimulai dari pembibitan hingga menjadi produk lokal dan bisa diandalkan.

“Ironinya kita mengimpor dori, salmon. Padahal di sini bisa 30 ton per hari. Hari ini kita canangkan patin harus mampu menggantikan salmon,” katanya.

Selain hasil ikan patin, Sandiaga Uno juga diperlihatkan karya masyarakat setempat seperti produk kriya dari hasil olahan bambu, seperti lidi sawit, rotan, dan pandan. 

Produk ini juga turut andil dilakukan bagi penyandang disable (tuna rungu) yang tergabung dalam program home recycle creative. Dengan memanfaatkan limbah paralon menjadi pot, tempat tisu, baki gelas, hiasan dinding dan piring lidi rotan. 

Melihat potensi Desa wisata ini, Sandiaga mengatakan, desa ini memiliki kekayaan alam yang indah, produk ekonomi kreatif yang otentik dan mampu buka lapangan kerja.

“Mudah-mudahan dengan adanya program ADWI 2021 ini kita dapat mendorong Kampung Patin sebagai salah satu desa wisata yang berkelas dunia dan berkelanjutan lingkungan,” harapnya.

Penilaian Sandiaga, ia melihat banyak potensi desa wisata di Riau yang bisa dikembangkan. Terutama untuk Desa Koto Masjid atau Kampung Patin memiliki ciri khas tersendiri di dunia pariwisata.

Sementara menurut Gubernur Syamsuar, selain Desa Koto Masjid, masih banyak potensi wisata alam yang di Riau yang bisa dikembangkan. Diantaranya, Teluk Meranti dengan ombak Bono yang cukup berpotensi menarik wisatawan lokal dan mancanegara serta Pulau Rupat.

“Untuk di Kampar ini banyak wisata alamnya, salah satunya sungai Sebayang. Artinya sangat luar biasa, termasuk daerah-daerah lain di Riau. Mudah-mudahan muncul desa-desa wisata baru yang bisa dibanggakan untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara,” harapnya.

Syamsuar menyampaikan, banyak investor yang berminat terhadap potensi di Riau, sebelum pandemi COVID-19 ini. Dimana salah satunya permintaan 30 ton ikan patin setiap hari yang diinginkan investor luar negeri.

“Sebelum pandemi ada permintaan 30 ton/hari. Namun tentunya kita masih menunggu pandemi,” harapnya.

Bupati Kampar, Catur Sugeng menambahkan, bahwa Kampung Patin menjadi salah satu destinasi wisata karena didukung kondisi alam yang baik yakni adanya Puncak Kompe yang menjadi spot wisata baru mirip Raja Ampat.

“Ini menjadi luar biasa dan kebanggan kami. Terutama bagi masyarakat kami sangat bangga dan senang. Kami harap kampar bisa lebih maju untuk pariwisatanya,” harap Catur.

Apalagi lanjut Catur keberadaan exit tol di Koto Kampar untuk tol Pekanbaru-Padang kedepannya, diharapkan dapat mendukung destinasi wisata di Kampar.

“Disini wisatawan juga bisa bermalam, karena desa ini memiliki 18 homestay yang diberi nama homestay patin 1 hingga 18. Konsep yang diusung homestay yaitu ‘rumah warga’, dengan artian wisatawan dapat merasakan tinggal di desa sebagai warga lokal,” katanya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index