Ini Fakta Baru Orangtua Congkel Bola Mata Anak untuk Pesugihan

Ini Fakta Baru Orangtua Congkel Bola Mata Anak untuk Pesugihan
Orang tua dan kakek nenek yang diduga mencongkel bola mata anak sendiri demi pesugihan. Foto: Fajar.co.id

Riauaktual.com - Polres Gowa masih terus menyelidiki kasus orangtua congkel bola mata anak sendiri di Kecamatan Tinggimoncong.

Diduga, D dan AP menjadi tumbal ritual pesugihan yang dilakukan orang tuanya.

“D tidak diracun, tapi dicekoki dua liter garam,” ungkap Firman, penyuluh agama di kelurahan rumah D dan AP berada, kepada Fajar, Senin (5/9).

Firman juga mengungkap, kebenaran hilangnya kedua bola mata D masih sebatas kabar burung dan kebenarannya belum bisa dipastikan.

“Yang jelas, malam itu ada warga yang sempat lihat, di dalam rumah banyak garam yang bercampur darah di lantai,” bebernya.

Kesaksian sejumlah warga seperti dikutip Firman, sebelum D meninggal, terdengar seperti ada kegiatan ritual dan suara pukulan dari dalam rumah.

Hingga akhirnya, terdengar suara meminta tolong. Warga yang datang berbondong-bondong justru tak diterima pemilik rumah.

Petugas polisi bersama Kapolsek Tinggimoncong Iptu Hasan Fadhlyh juga mendatangi rumah pelaku.

Namun, orang tua D lagi-lagi menolak kedatangan mereka sehingga penyelidikan tak bisa dilakukan.

Penganiayaan kepada AP berdalih pengobatan karena kerasukan. Mata kanan gadis itu dicolok dengan jari ibu kandungnya, H.

Sementara, ayah kandungnya, T, dan kakek korban, B, berperan memegang tangan dan kaki korban.

S, salah seorang paman korban, memegang kepala korban.

“Anggota TNI langsung amankan itu anak karena matanya sudah berdarah,” jelas Firman.

Saat itu ibu, ayah, kakek, dan paman korban mengamuk. Mereka melakukan perlawanan.

Untungnya, petugas Polsek Tinggimoncong datang dan berhasil menahan para pelaku.

“Jujur, saya cukup dekat dengan D. Dia pernah daftar polisi, tapi gagal. Dia sering komen status saya di WA. Bahkan minta video kegiatan kepolisian karena dia mau pasang di status WA-nya,” kata Kapolsek Tinggimoncong Iptu Hasan.

Kematian D ingin diselidikinya malam itu. Sayangnya, orang tuanya menolak. Petugas pun tak bisa berbuat banyak.

“Tapi, sekarang kami akan selidiki penyebab kematiannya. Apakah memang betul dicekoki garam sampai meninggal? Kami akan selidiki,” tegasnya.

Yang pasti, lanjutnya, pihaknya terus melakukan pengawasan. Apalagi, kabar yang tersebar, para pelaku memiliki kelompok penganut ilmu hitam.

“Kami belum tahu ilmu hitam apa. Apalagi, kasus ini ditangani polres,” ujarnya.

Bocah berinisial AP saat ini berada di RSUD Syekh Yusuf, Gowa. Kondisinya sudah membaik. Dia sudah mulai bermain.

“Jadi, kelopak mata bagian atas luar dan dalam itu yang luka. Bola matanya tak sampai keluar. Kita doakan semoga lekas sembuh,” tutur Humas RSUD Syekh Muh. Taslim.

Sementara, Kapolres Gowa AKBP Tri Goffarudin menuturkan, pihaknya sudah memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.

Hasilnya, kakek dan paman korban ditetapkan tersangka. Sementara, orang tua korban ini masih menjalani observasi kejiwaan di RSJ Dadi, Makassar.

Berdasar informasi yang dikutip dari PojokSatu.id, cukup banyak orang yang mempraktikkan ritual yang sama dengan orang tua D dan AP.

Jumlahnya mencapai 21 orang. Polisi terus mencari keberadaan mereka.

 

 

 

Sumber: Pojoksatu.id

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index