Berburu Malam Lailatul Qadar di Masjid 'Nomaden' Liu Xuesheng Hangzhou

Berburu Malam Lailatul Qadar di Masjid 'Nomaden' Liu Xuesheng Hangzhou
Berburu Malam Lailatul Qadar di Masjid 'Nomaden' Liu Xuesheng Hangzhou. FOTO: detik

JAKARTA, RiauAktual.com - Kota Hangzhou adalah ibukota Provinsi Zhejiang, merupakan kota pariwsata terkenal di Tiongkok. Terdapat cerita yang sangat melegenda dari kota tersebut salah satunya adalah Siluman Ular putih yang dipenjara di sebuah pagoda “lei feng da“ dan Hangzhou memiliki situs pariwisata yang sangat terkenal dan dilindungi Unesco yaitu danau Xihu (danau barat).

Ada pepatah Tiongkok yang masyhur menyebutkan “Shang You Tiandang Xia You ShuHang” di atas terdapat langit dan di bawah terdapat Suzhou dan Hangzhou. Kalimat tersebut mengungkapkan akan indahnya kota Hangzhou yang di ibaratkan sebagai surga di dunia dan merupakan kota pariwisata yang ramai di kunjungi wisatawan baik lokal maupun asing.

Kota Hangzhou merupakan salah satu kota tujuan mahasiswa asing menuntut Ilmu, tercatat sekitar 250 lebih mahasiswa asing beragama Islam dari berbagai negara mulai mulai Timur Tengah, Afrika, Eropa, Rusia, Asia bahkan Indonesia.

Di distrik Xihu terdapat 2 kampus berbeda dan saling berdekatan di mana para mahasiswa muslim menimba Ilmu pengetahuan, Zhejiang University of Technology dan Zhejiang University of Science and Technology.

Hanya terdapat 1 masjid besar di kota Hangzhou dan berada di pusat kota sedangkan ke dua kampus di atas berada di daerah pegunungan, apabila para mahasiswa muslim ingin melaksanakan ibadah salat Jumat ke kota dibutuhkan 2 jam perjalanan untuk sampai ke Masjid Phonix yang berada di pusat kota. Sedangkan jam 1:30 siang jam kuliah dimulai, untuk mengatasi problem tersebut pada tahun 2011 para mahasiswa muslim sepakat menyewa ruko untuk dijadikan masjid di lingkungan apartemen kampus dengan biaya gotong royong dari mahasiswa-mahasiwa muslim untuk melaksanakan kegiatan ibadah khususnya diwaktu hari Jumat tiba.

Tempat itu bernama “Liu Xuesheng Qingzhen Si” atau masjid Liu Xuesheng (masjid siswa asing), entah dari mana dan siapa yang mengawali pemberian nama masjid tersebut, itulah yang sering kita dengar di telinga kita.

Unik dan sebuah pengalaman yang berbeda ketika melaksanakan kegiatan ibadah di masjid tersebut. Berbeda dengan masjid yang berada di kota atau masjid masyarakat muslim lokal ketika khotbah Jumat menggunakan Bahasa Mandarin sebagai pengantar dalam berkhotbah, di masjid Liu Xuesheng menggunakan Bahasa Arab sebagai pengantar khotbah dan kesimpulan khotbah dalam bahasa Inggris yang dibawakan oleh mahasiswa dari Timur Tengah.

Selain kegiatan salat Jumat berbagai acara Islami juga diadakan di masjid ini, seperti kajian tafsir dan tadarus bersama, serta buka bersama pada awal Bulan Ramadan.

Keberadaan masjid ini bukanlah resmi didirikan dan dilindungi oleh pihak sekolah, sehingga masjid ini terkesan ilegal, sering “baoan” atau polisi sering datang dan menanyakan ada kegiatan apa ini, sering bergerombol ramai, sehingga masjid kita biayai secara swadaya ini sering ditutup dan berpindah-pindah tempat. Istilahnya seperti masjid nomaden.

Dari apartemen satu ke apartemen yang lain, semangat para mahasiswa muslim di kota Hangzhou untuk melaksanakan kegiatan ibadah bersama sangatlah tinggi. Sehingga masjid yang lama ditutup, secara cepat kita mencari tempat lain untuk kita sewa dan kita jadikan masjid sebagai tempat Ibadah.

Puasa di kota Hangzhou tahun ini terasa sangat spesial di banding tahun lalu, terik matahari saat itu sangat panas hingga 40 derajat celcius dan Alhamdulillah cuaca pada kali ini sangat bersahabat diantara 20-30 derajat, bahkan sering berawan dan hujan, sehingga menambah kenikmatan dalam berpuasa.

Seperti agenda Ramadan tahun sebelumnya di masjid Liu Xuesheng rutin mengadakan salat tarawih berjamaah. Subhanallah para Imam yang memimpin salat adalah para mahasiswa dari Somalia dan kebanyakan mereka Hafiz atau penghapal Alquran dengan suara merdu dan bacaan ayat Alquran yang fasih menambah kekhusukan dalam melaksanakan ibadah salat Tarawih.

10 Hari Terakhir

Puasa sudah memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan dan tidak terasa bulan suci Ramadan segera meninggalkan kita. Seluruh umat Islam di penjuru dunia berbondong-bodong ke masjid untuk melaksanakan I’tikaf berburu untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, malam yang mulia di mana Allah memberikan syafaat serta ampunan di saat malam tersebut.

Pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan dalam Surat Al Qadar disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Jam menunjukan jam 00:30 waktu Hangzhou. Para mahasiswa asing mulai berdatangan untuk melaksanakan qiyamul lail serta itikaf bersama di Masjid Liu Xuesheng untuk berburu malam Lailatul Qadar.

Sekitar 30 mahasiswa dengan khusuk mengikuti salat tahajud bersama serta itikaf, imam yang memimpin memberikan aba-aba tanda segera dimulainya qiyamul lail dan seketika itu juga para makmum berdiri untuk mengikuti imam untuk memulai salat tahajud.

Salat tersebut dilakukan dengan 8 rakaat 4 salam dan ditutup dengan melaksanakan sholat witir 3 rakaat, dan dilanjutkan dengan Itikaf, suasana khusyuk damai sangat terasa, mereka terbuai dalam dzikir dan doa.

Ketika waktu dirasa cukup para mahasiswa pulang ke asrama masing-masing dan ada juga diantara mereka langsung ke restauran muslim Lanzhou Lamian yang dimiliki oleh muslim suku Hui Tiongkok yang terdapat di sekitar kampus untuk melaksanakan makan sahur.

Semoga kita dapat bertemu dengan malam yang mulia ini, malam yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh setiap insan yang beriman kepada Allah, malam yang dapat diibaratkan sebagai seorang tamu besar yang sedang ditunggu-tunggu kedatangannya, sehingga kita dapat memperoleh kemuliaannya yaitu, 'lebih baik dari pada seribu bulan'. ***

*)Penulis merupakan mahasiswa Master program in Management Education and Economy Zhejiang University of Technology, Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. (riki/detik)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index