Kontennya Rawan di Take Down, Bossman Mardigu Ajak Followers ke Telegram

Kontennya Rawan di Take Down, Bossman Mardigu Ajak Followers ke Telegram
Unggahan Mardigu Wowiek di akun Instagramnya terkait insiden penyerangan Masjid Al-Aqsa soal tentara Israel. Foto: Instagram.com/mardiguwp

Riauaktual.com - Sejumlah penggiat media sosial menyuarakan pandangan mereka soal konflik Israel dan Palestina melalui medsos, salah satunya Mardigu Wowiek. Namun, tidak jarang konten mereka justru dianggap menyalahi aturan.

Hal tersebut terlihat dalam unggahan terbaru Mardigu Wowiek di akun Instagramnya. Mardigu memperlihatkan bahwa video ”Israel Serang Masjid Al Aqsa Saat Sholat Tarawih untuk Apa?” mendapat teguran dari Instagram seperti ini: “Konten Ini Mungkin Tidak Pantas untuk Beberapa Pengguna”.

Karena itu, Mardigu mengajak followersnya untuk pindah ke Telegram, yang merupakan aplikasi chat online. Telegram sendiri dikenal sebagai platform yang sangat menghargai privasi penggunanya.

Didirikan oleh Pavel Durov, anak muda jenius asal Rusia. Saat ini Telegram memiliki 500 juta pengguna secara global, bersaing dengan WhatsApp yang dimiliki Facebook. Durov yang disebut Mark Zuckerberg-nya Rusia itu juga menciptakan Vkontakte, jejaring sosial terbesar di Rusia. Durov bahkan pindah dari Rusia ke Dubai karena menolak bekerja sama dengan agen rahasia Rusia lantaran diminta menyediakan data terenkrispi pengguna Vkontakte.

Sebaliknya, Instagram sendiri dikenal sebagai jejaring sosial yang sangat sensitif terhadap isu-isu tertentu. Mereka akan berpijak pada aturan Community Guidelines atau Panduan Komunitas.

”Melanggar batasan/aturan bisa berakibat konten yang dihapus, akun yang diblok, dan pembatasan lainnya,” tulis Community Guidelines Instagram.

Dalam Community Guidelines, Instagram menyebut bahwa mereka menyadari platform tersebut digunakan oleh pengguna untuk membagikan berita, kejadian, serta event tertentu yang sangat penting.

Dalam beberapa kasus yang menyangkut kesadaran publik, Instagram memperbolehkan konten tertentu selama konten itu “layak diberitakan” dan “menyangkut kepentingan umum/masyarakat”. Aturan ini memang sangat abu-abu, dan Instagram sendiri yang akan menentukan apakah sebuah konten itu dianggap melanggar atau tidak.

Yang harus disadari oleh warganet adalah ini: ketika mereka menggunakan platform seperti Instagram dan Facebook, secara otomatis mereka sudah dianggappatuh atau comply terhadap aturan yang diberikan oleh platform tersebut.

 

 

Sumber: Sindonews.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index