Untuk Menekan Impor, TPID Diminta Bekerja Keras Kendalikan Harga

Untuk Menekan Impor, TPID Diminta Bekerja Keras Kendalikan Harga
Ilustrasi. FOTO: int

PEKANBARU, RiauAktual.com - Bank Indonesia Wilayah Riau mengkhawatirkan masih besarnya ketergantungan impor dalam negeri akan berpengaruh terhadap tekanan inflasi di 2014.

Untuk itu Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) diminta bekerja keras untuk mengendalikan harga bahan kebutuhan pokok di daerah. Dengan terkendalinya harga ini maka di prediksi akan mengurangi impor dalam negri, akibat semua kebutuhan bisa terpenuhi oleh pasokan dalam negri.

Asisten Direktur Kantor BI Propinsi Riau, Muhammad Majid Ikram, Kamis (5/6/2014) menjelaskan, rapat koordinasi TPID Nasional yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, mengangkat isu kekawatiran Pemerintah terhadap kecendrungan meningkatnya impor dalam negri ketimbang eskpor. Perilaku pengusaha yang cencerung menyetok bahan kebutuhan dalam negri dengan impor membuat negara menjadi semakin devisit.

"Bagaimana ekonomi mau bangkit kalau impor kita masih besar?" Ujar Abdul Majid Ikram.

Kata Majid, besarnya impor saat ini juga mempersulit daya dorong bagi industri daerah atau lokal untuk bertumbuh. Dampak dari Defisit yang berkepanjangan juga membuat fluktuatifnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika.

"Inilah makanya dilakukannya Rakor supaya  daerah mampu mengatasi inflasi di daerah masing-masing," tegasnya.

Masih katanya BI juga mengintensifkan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memenuhi kebutuhan barang-barang lokal. Apalagi menjelang moment perayaan bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri kebutuhan dalam negri untuk item tertentu seperti miniman dan makanan kaleng meningkat di dalam negri. Selain juga barang elektronik di khawatirkan meningkat impornya.

"Tekanan impor barang elektronik, seluler serta makanan dan minuman  dikhawatirkan masih terus. Terjadi. Makanya pemrintah pusat berharap masing-masing TPID mampu mengendalikan inflasi dan saling berkoordinasi," jelasnya.

Berbicara inflasi, khusus menghadapi bulan Ramadhan dan lebaran Idul Fitri, BI Pekanbaru memprediksi inflasi masih terjaga di 0,2 persen. Kalaupun terjadi kenaikan inflasi, diprediksi tidak akan lebih dari 0,3 persen.

Katanya, inflasi ini terjadi terhadap transportasi dengan adanya surcase yang juga mendorong kenaikan inflasi daerah. Dimana ada moment liburan sekolah dan Idul Fitri diperkirakan mendorong peningkatan perjalanan. Karena itu pula jelang Ramadhan ini kita bersama TPID Dumai dan Tembilahan dan Pekanbaru akan menggelar rapat koordinasi.

"Diharapkan tindakan nyata yang akan dilakukan adalah melakukan pemantauan pasar secara langsung. Baik terhadap stok maupun harga barang," tandasnya.

Meski demikian BI saat ini masih optimis terhadap tekanan inflasi di Riau. Walau ada kenaikan, namun ada moment yang akan menekan laju inflasi yakni tahun ajaran baru yang mendorong rumah tangga mengetatkan pola konsumsi karena perlu biaya untuk pendidikan.

Hal ini akan menekan harga karena daya beli akan menurun. Selain itu kepada pengusaha juga diminta tidak menumpuk barang, karena di khawatirkan dengan turunnya daya beli akan membuat barang tidak laku serta busuk sehingga pengusaha merugi.

"Masuknya tahun ajaran baru, liburan sekolah serta momen pemilihan presiden wakil presiden nanti. Membuat masyarakat tak terlalu menyerbu barang untuk lebaran," tandasnya.

Berbicara distribusi bahan pokok untuk persiapan lebaran lanjutnya, sejauh ini tidak ada lagi yang dikhawatirkan kecuali ada bencana. Karena pemerintah sudah jauh hari melakukan antisipasi dengan membenahi infrastruktur.

"Kita harapkan kondisi tetap kondusif jelang Ramadhan, Idul Fitri dan Pilpres nanti supaya inflasi pun terjaga di 0,2 persen," harapnya. (ver)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index