Ustaz Abdul Somad: Buku Banjir Darah Mengingatkan Kita tentang Kejahatan PKI dalam Sejarah Bangsa Indonesia

Ustaz Abdul Somad: Buku Banjir Darah Mengingatkan Kita tentang Kejahatan PKI dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Ustaz Abdul Somad pamer buku Banjir Darah

Riauaktual.com - Ulama kondang Ustaz Abdul Somad atau UAS memamerkan dua buku di akun Instagram @ustadzabdulsomad_official.

Dua buku itu berjudul ‘100 Ulama Nusantara di Tanah Suci’ dan ‘Banjir Darah’. Buku Banjir Darah mengulas tentang kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Buku 100 Ulama Nusantara di Tanah Suci berisi biografi para ulama Nusantara yang tidak hanya sebagai murid, tapi menjadi imam, khatib dan guru besar di Makkah al-Mukarramah,” kata UAS.

“Buku BANJIR DARAH mengingatkan kita tentang kejahatan PKI dalam sejarah bangsa Indonesia,” tambah alumnus Universitas Al-Azhar Mesir itu.

Buku Banjir Darah diterbitkan oleh penerbit Istanbul Solo. Buku yang berisi kisah nyata aksi PKI terhadap kiai, santri, dan kaum muslimin itu ditulis oleh Anab Afifi dan Thowaf Zuharon.

Menurut perwakilan penerbit Istanbul, buku tersebut merupakan sejarah yang selama ini ditutup-tutupi dan diingkari, kemudian dicoba dikuak kembali melalui sebuah buku yang mengangkat fakta sejarah kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap Kiai, Santri, Kaum Muslimin, dan mereka yang dibenci oleh PKI.

“Buku ini disusun berdasarkan hasil wawancara para saksi hidup dan pelaku sejarah, ditulis dengan narasi yang hidup dan memikat, yang mampu menyedot emosi pembaca, seolah ikut menyaksikan peristiwa itu,” jelas Direktur Utama Penerbit Istanbul, Bambang Soekirno, beberapa waktu lalu.

Bambang sendiri tidak menyangka, buku Banjir Darah mendapatkan respon yang sangat luar biasa dari para khalayak pencinta buku dan sejarah di Indonesia.

Sebelum buku ini turun cetak pada pekan pertama Agustus 2020, buku Banjir Darah sudah menjadi perbincangan cukup hangat di berbagai linimasa media sosial maupun Whatssapp.

Para konsumen buku, para re-seller buku, para distributor buku yang memasarkan buku secara digital, sangat riuh menghubungi penerbit Istanbul dan memesan jauh-jauh hari sebelum buku Banjir Darah turun cetak.

Buku cetakan pertama pun ludes terjual dalam hitungan jam. Bahkan, ada seorang reseller millenial yang datang ke penerbit Istanbuk dan memborong buku Banjir Darah.

Reseller tersebut datang membawa truk untuk membeli dan mengangkut buku Banjir Darah dalam jumlah yang sangat besar.

Selain datang langsung ke penerbit, beberapa pembeli juga memesan melalui online.

“Kami sudah sangat kewalahan memenuhi pesanan dari Sumatra hingga Papua. Ludes dalam hitungan jam. Yang heran, justru banyak sekali pesanan buku Banjir Darah dari luar Pulau Jawa,” terang Mustarom.

 

 

Sumber: Pojoksatu.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index