Misteri Gatot Nurmantyo Dicopot Jokowi Sebagai Panglima TNI Terjawab

Misteri Gatot Nurmantyo Dicopot Jokowi Sebagai Panglima TNI Terjawab
Zulkifli Hasan dan Gatot Nurmantyo. ©Liputan6.com/Johan Tallo

Riuaaktual.com - Presiden Joko Widodo melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo pada Jumat (8/12/2017) lalu. Hal ini lantaran Jenderal Gatot Nurmantyo akan memasuki masa pensiun per 1 April 2018. Itu berarti Jenderal Gatot Nurmantyo masih memiliki waktu sekitar 4 bulan sebelum habis masa pensiun.

Dikutip Merdeka.com, Jenderal Gatot Nurmantyo diberhentikan secara resmi dengan hormat sebagai seorang Panglima TNI. Hal itu berdasarkan surat Keputusan Presiden Nomor 83 TNI tahun 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI.

Setelah tiga tahun berselang, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo akhirnya buka suara alasan dirinya dicopot sebelum masa pensiun habis.

Film G30S

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan cerita akhir kariernya di dunia militer. Dia mengaku dicopot oleh Presiden Joko Widodo usai memberikan perintah ke jajaran TNI. Perintah tersebut yakni wajib menggelar nonton bersama film G30S.

"Saat saya menjadi panglima TNI saya melihat itu semuanya maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30S/PKI. Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai saya sebut saya PDI menyampaikan 'Pak Gatot hentikan itu' kalau tidak pak Gatot akan diganti," ujar Gatot dilihat dari tayangan Youtube pada Rabu (23/9/2020).

Dirinya tidak menggubris peringatan tersebut. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyakini ada tanda-tanda kebangkitan PKI kembali. Untuk itu, dia merasa perlu memberi perintah seluruh TNI wajib menonton film G30S. Namun, akibat perintah itu Gatot menyebut langsung diberhentikan dari jabatannya sebagai Panglima TNI.

"Saya bilang terima kasih, tetapi justru saya gas karena ini benar-benar berbahaya dan benar-benar saya diganti," kata Gatot.

Sebagai catatan, Istana mengirim surat tentang pengganti Gatot yang memasuki masa pensiun ke DPR pada 5 Desember 2017. DPR pun memproses dan melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap Hadi Tjahjanto.

Hari Pancasila

Lebih lanjut, Gatot Nurmantyo menuding masih terlihat tanda-tanda kebangkitan PKI. Salah satunya yakni saat penetapan hari kelahiran Pancasila pada 1 Juni.

"Selanjutnya semakin nyata sekarang ini pada saat saya menjabat mengganti hari kelahiran pancasila 1 Juni. 1 Juni ini adalah konsep trisila dan ekasila yang disampaikan Bung Karno. Maka mereka sudah investasi dulu. Jadi secara tidak langsung hampir seluruh bangsa memperingati hari kelahiran Pancasila 1 Juni," kata dia.

di acara wisuda indonesia murojaah

©2018 Merdeka.com/Kirom

Gatot menuding ada upaya mengganti Pancasila dengan RUU Haluan Ideologi Pancasila. Karena dalam Pasal 29 UUD 1945 menyatakan dasar negara berketuhanan maha esa. Sementara, RUU HIP mengganti itu menjadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Ini adalah manifesto disampaikan DN Aidit pada tahun 1963. Jadi kalau Pancasila ini akan diubah sedangkan dalam pembukaan UUD 1945 dasar negara adalah ketuhanan yang maha esa dan seterusnya Pancasila ini. Kalau Pancasila diganti berarti kita mengubah pancasila ini. Siapa lagi kalau bukan itu adalah PKI. Bahkan sekarang pun tidak dihapus hanya ditunda saja, mereka bersikeras seperti ini," klaim Gatot.

Bantahan Staf Kepresidenan

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Donny Garhal menepis pengakuan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tersebut. Menurutnya, alasan yang diberikan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo terlalu jauh.

"Tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemutaran G30S. Jadi saya kira terlalu jauh dan agak kebablasan mengaitkan antara pemutaran film G30S dengan pencopotan beliau," kata Donny saat dihubungi, Rabu (23/9).

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Donny Garhal menambahkan, setiap pemimpin TNI-Polri pasti akan mengalami pergantian. Oleh sebab itu, pergantian Gatot Nurmantyo sebenarnya tidak dilakukan secara mendadak dan bersifat rutin.

"Beliau tidak dicopot di tengah jalan kan? beliau memang sesuai dengan masa jabatan dan sifatnya rutin," ungkap Donny.

Berpikir Positif

Sebelumnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memandang sudah sewajarnya ada pergantian. Terlebih menurutnya dia sudah menjabat lebih dari dua tahun.

"Kita jangan melihat akhirnya, tapi seharusnya tanya dong berapa lama saya menjabat. Saya menjabat dua tahun lebih. jadi ya sudah sewajarnya," kata Gatot di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (8/12/2017).

tni jenderal pur gatot nurmantyo

©2018 Merdeka.com

Melansir dari Liputan6.com, Kamis (24/9/2020), mantan KSAD ini juga memandang positif adanya pergantian jabatan itu. Dirinya menilai pergantian jabatan Panglima TNI tersebut sebagai persiapan menyongsong tahun politik. Sebab, dalam tahun 2018 diadakan Pilkada serentak serta tahun 2019 diselenggarakan Pilpres.

"Kita berpikiran positif pada pemerintah, bahwa tahun depan adalah tahun politik. Kalau Pak Hadi sertijab dengan saya sekarang ini, masih bisa konsolidasi dengan situasi perkembangan sehingga semuanya berjalan lancar. Begitu saja," ucap Gatot.

Marsekal Hadi Atasannya

Sembari bergurau, Gatot Nurmantyo mengatakan, Marsekal Hadi saat ini menjadi atasannya. Tak hanya itu, Gatot Nurmantyo juga mengaku kini dirinya adalah Perwira Tinggi (Pati) Mabes TNI.

"Pak Hadi sekarang adalah atasan saya. Karena sejak disampaikan dalam keputusan presiden, sejak ditandatangani surat ini, maka secara resmi de facto dan de jure adalah Pak Hadi," ucap Jenderal Gatot.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index