7 Fakta Mencengangkan Soal Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit

7 Fakta Mencengangkan Soal Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit
Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Riauaktual.com - Gedung pencakar langit adalah sebuah ikon majunya teknologi sebuah daerah. Makin tinggi sebuah gedung tentu melambangkan umat manusia yang ingin menantang batas dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal ini makin jadi tren dengan makin tingginya populasi manusia di dunia dan juga kemajuan teknologi itu sendiri yang mempermudah adanya gedung pencakar langit tercipta.

Ternyata banyak juga berbagai detil mengenai gedung pencakar langit yang cukup menarik untuk dikupas. Bagaimana hidup kita, alam sekitar, dan juga cuaca bisa terpengaruh dengan adanya gedung ini. Tak cuma itu, teknologi gedung pencakar langit pun masih banyak macamnya.

Oleh karena itu, mari kita simak deretan fakta mencengangkan soal megahnya teknologi gedung pencakar langit, seperti dilansir dari Listverse berikut ini.

 

Seberapa Tinggi Pencakar Langit Bisa Dibangun Manusia?

pencakar langit bisa dibangun manusia rev2Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Gedung tertinggi di dunia saat ini adalah Burj Khalifa di Dubai, dengan tainggi 830 meter. Namun saat ini sudah dilakukan pembangunan gedung pencakar langit di Jeddah, Arab Saudi, bernama Jeddah Tower yang tingginya akan mencapai 1.700 meter. Pertanyaannya, sampai kapan umat manusia akan membuat gedung tinggi? Seberapa tinggi gedung akan berhenti adu tinggi?

Jawabannya, gedung memiliki batas tinggi, namun hal tersebut masih jauh dari kata dicapai. Perhitungannya hanyalah sebuah gedung setinggi apapun dasarnya harus cukup lebar untuk menahan strukturnya. Jadi, gedung masih bisa setinggi gunung tertinggi di dunia.

Penghalangnya adalah bulatnya bumi yang bisa jadi menghalangi ukuran gedung mencapai ketinggian tertentu karena dasarnya yang lebar akan miring terkena permukaan Bumi yang tidak datar.

Sebagai gambaran, telah ada proyek gedung setinggi 4 kilometer bernama X-Seed 4000, dan lebar gedung ini harus sebesar 6 kilometer. Jika akan lebih tinggi dari ini, dasar gedung harus lebih lebar lagi dan kontur permukaan Bumi akan jadi masalah.

 

Gedung Pencakar Bumi?

bumi rev2Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Jika ada gedung pencakar langit, apakah ada gedung pencakar Bumi? Tentu ada, yakni konsep Earthscrapper. Earthscrapper adalah kebalikan dari gedung pencakar langit konvensional, di mana strukturnya masuk ke dalam Bumi.

Konsep ini akan diterapkan di Mexico City karena Meksiko membatasi gedung-gedung baru di daerah tertentu hanya hingga 8 lantai saja. Nantinya, proyek yang akan digarap oleh BNKR Arquitectura ini akan sedalam 65 lantai dan bentuknya akan mirip piramida terbalik. Pusat bangunan akan berongga untuk memungkinkan ventilasi di tiap lantainya, serta adanya taman di dalamnya.

Tak cuma di Meksiko, di Arizona, AS, juga akan dibuat Gedung Pencakar Bumi yang dikepalai oleh ilmuwan dari Washington University. Gedung ini akan dibangun di area tambang terbuka yang sudah tidak digunakan lagi. Rencananya, di dalamnya akan dibangun kantor dan juga apartemen dengan total kedalaman 274 meter.

 

Gedung Pencakar Langit Bisa Pengaruhi Cuaca

langit bisa pengaruhi cuaca rev2Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Menurut para pakar cuaca, gedung pencakar langit berdampak para arus angin di area tersebut. Dampaknya tergantung pada tinggi gedung dan juga di mana arus angin terletak, di dasar gedung, di sekitaran gedung, atau di atasnya.

Gedung pencakar langit yang saling berdekatan membuat sebuah "terowongan angin" yang akan berhembus dengan keras di permukaan tanah. Sementara itu, karena terhalang bangunan, bagian lain dari angin yang dipenuhi oleh polutan kimia akan naik ke atmosfer. Polutan ini bisa tersebar ke daerah lain terbawa angin atau menetap di daerah sekitar gedung.

Namun berita baiknya adalah adanya efek termal dari gedung-gedung ini. Pasalnya, material seperti batu bata dan juga cor, baik untuk menyerap radiasi matahari. Sehingga di malam hari yang dingin, gedung-gedung ini bisa melepaskan hangatnya matahari yang dikunci siang harinya. Hal ini membuat daerah dengan banyak gedung pencakar langit akan lebih hangat.

Oleh karena itu, adanya gedung pencakar langit ternyata cukup mempengaruhi cuaca.

 

Gedung Pencakar Laut?

laut rev2Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Tak cuma gedung pencakar langit dan Bumi, ternyata juga ada gedung pencakar laut. Meskipun masih belum ada yang terealisasi, gagasan membuat gedung di bawah laut ternyata sangat baik mengingat makin hari permukaan air laut makin naik sehingga gedung ini akan sangat berguna.

Salah satu proyek gedung laut ini adalah The Aequorea, besutan arsitek bernama Vincent Callebaut. Nantinya, gedung ini akan sedalam 1 kilometer dengan lebar 500 meter. Struktur gedungnya akan ada di dalam laut layaknya gunung es, dan akan distabilkan dengan adanya struktur yang mirip tentakel.

Sang arsitek memperkirakan, gedung ini bisa terealisasi pada tahun 2065 mendatang.

 

Gedung Pencakar Langit dapat Sebabkan Gempa

langit dapat sebabkan gempa rev2Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Sudah bukan rahasia lagi kalau gempa tak cuma disebabkan oleh aktivitas geologis, namun juga bisa disebabkan manusia. Pertambangan besar dan juga ledakan nuklir adalah contohnya. Tak cuma dua penyebab tersebut, adanya gedung pencakar langit juga bisa sebabkan gempa.

Hal ini terjadi di Taiwan, di mana gedung tertingginya yakni Taipei 101 adalah penyebabnya. Dulu sebelum ada Taipei 101, secara geologis gempa tak pernah terjadi. Namun bahkan ketika gedungnya masih dibangun, gempa-gempa mikro sudah sering terjadi. Akhirnya, setahun pasca gedung tersebut diresmikan pada 2004, terdapat gempa sebensar 3,8 SR, disusul dengan gempa 3,2 SR di beberapa bulan berikutnya.

Ternyata, untuk membuat gedung pencakar langit yang anti gempa, material yang lebih berat dipakai. Hasilnya, kerak Bumi tertekan dan memicu gempa. Pakar menyebut fenomena ini adalah salah satu kegagalan dalam membangun gedung pencakar langit.

 

Hebatnya China Bangun Pencakar Langit Dalam Hitungan Hari

bangun pencakar langit dalam hitungan hari rev2Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Tentu butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun sebuah gedung pencakar langit. Ambil contoh, Burj Khalifa dibangun dalam lima tahun penuh. Namun Tiongkok punya cara untuk membangun sebuah gedung pencakar langit dalam hitungan hari saja.

Sebuah gedung di China bernama Mini Sky City, dibangun oleh perusahaan bernama Broad Sustainable Building hanya dalam 19 hari saja. Gedung ini setinggi 200 meter, dan dibangun dengan teknologi revolusioner bernama Konstruksi Modular. Hal ini meliputi 90 persen material yang prefabrikasi yang hanya tinggal disusun. Kecepatan bangunnya bisa mencapai 3 lantai per hari.

Proyek selanjutnya adalah gedung Sky City yang setinggi 220 lantai (akan lebih tinggi dari Burj Khalifa), dengan waktu bangun hanya 7 bulan.

 

Hidup di Gedung Pencakar Langit Membuat Anda Cepat Tua

gedung pencakar langit membuat anda cepat tua rev2Megahnya Teknologi Gedung Pencakar Langit. ©2018 Merdeka.com

Telah dibahas di poin-poin sebelumnya ternyata gedung tinggi dapat mempengaruhi cuaca dan lingkungan. Tak cuma itu, pencakar langit ternyata juga berpengaruh ke diri kita jika kita tinggal di dalamnya.

Faktanya, seseorang akan lebih cepat tua dengan tinggal di atas gedung tinggi. Hal ini terjadi lantaran sebuah fenomena fisika yang disebut pelebaran waktu gravitasi. Karena fenomena ini, ketika kita begerak menjauh dari objek dengan massa besar seperti Bumi, waktu berjalan lebih cepat dari kita.

Namun secepat apa waktu berlalu bagi mereka yang tinggal di penthouse sebuah gedung pencakar langit?

Terdapat sebuah teori yang berdasar pada riset para ilmuwan berdekade lalu yakni dalam ketinggian 30 meter di atas permukaan laut, waktu berjalan 1 per 1.000 trilyun detik lebih cepat. Jadi jika diaplikasikan, jika seseorang semasa hidupnya habis di dalam ketinggian 30 meter, di umur 70 tahun ia lebih cepat tua selama 2 milidetik saja. 

 

 

 

Sumber: merdeka.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index