Janji Mahathir Mohamad & Anwar Ibrahim yang Dikhianati

Janji Mahathir Mohamad & Anwar Ibrahim yang Dikhianati
Mahathir Mohammad dan Anwar Ibrahim damai. ©2016 Merdeka.com

Riauaktual.com - Mahatir Mohamad mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia, Senin (24/2). Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin juga sudah menerima dan menyetujui pengunduran diri Mahathir Mohamad. Meski begitu, Mahathir masih menjadi PM Malaysia sementara sampai kepala pemerintahan baru ditunjuk.

Kepala Sekretaris Pemerintah, Mohd Zuki Ali mengatakan Sultan Abdullah Ri'ayatuddin atas saran dari Mahathir, juga membatalkan penunjukan susunan kabinet saat ini.

"Tugas anggota administrasi yang terdiri dari Wakil Perdana Menteri, Menteri, Wakil Menteri dan sekretaris politik telah berhenti berlaku pada tanggal yang sama, yaitu 24 Februari 2020," kata Zuki, Selasa (25/2).

Sebelumnya, Mahathir sempat berencana menjadikan Anwar Ibrahim sebagai PM Malaysia. Rencana itu sempat menjadi kontroversi, karena kala itu Anwar Ibrahim sedang terjerat sebuah kasus.

Lalu, apakah rencana Mahathir akan terealisasi? Berikut ulasannya:

Mahathir Ampuni Anwar dari Tuduhan

Anwar Ibrahim sempat menjalani hukuman penjara atas tuduhan sodomi. Dia divonis lima tahun penjara pada 10 Februari 2015 atas kasus yang dituduhkan kepadanya. Hukuman tersebut dikurangi karena Anwar berkelakuan baik.

Anwar sendiri membantah tuduhan tersebut dan menyebut tuduhan terhadapnya bermuatan politik.

Kemudian pada Mei 2018, Mahathir Mohamad, yang kala itu kembali menjabat sebagai PM Malaysia, membebaskan Anwar Ibrahim dari semua tuduhan.

Mahathir Mohammad mengatakan, bahwa Raja Malaysia, yang saat itu dijabat oleh Yang di-Pertuan Agong, Sultan Muhammad V telah setuju untuk mengampuni Anwar Ibrahim, yang dipenjara atas tuduhan Korupsi dan sodomi.

"Ini akan menjadi pengampunan penuh yang tentu saja berarti bahwa dia tidak hanya harus diampuni, dia harus segera dibebaskan. Setelah itu dia akan bebas untuk berpartisipasi penuh dalam politik," ujar Mahathir, Mei 2018.

Rencana Mahathir Jadikan Anwar sebagai PM Malaysia

Mahathir Mohamad yang baru saja dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia sempat menyatakan akan menyerahkan kursi kekuasaannya kepada Anwar Ibrahim. Bahkan Mahathir kembali menegaskan Anwar Ibrahim akan menjadi penerusnya sebagai perdana menteri, bukan Menteri Hubungan Perekonomian Mohamed Azmin Ali seperti yang diisukan.

Mahathir memang sudah berkomitmen untuk mengundurkan diri sebelum pemilu Malaysia berlangsung. "Komitmen saya adalah mundur sebelum Pemilu, pasti," kata Mahathir dalam sebuah wawancara dengan Sydney Morning Herald di Bangkok, Selasa (5/11).

Anwar Ibrahim Merasa Dikhianati

Koalisi partai politik yang berkuasa di Malaysia Pakatan Harapan (PH) bubar setelah Mahathir Mohamad mengundurkan diri. Mahathir tampaknya akan membentuk pemerintahan baru kemungkinan dengan pihak oposisi UMNO dan Partai Islam Se-malaysia (PAS) serta partai lain.

Sehari sebelumnya Presiden Partai Keadilan Rakyat Malaysia (PKR) Anwar Ibrahim mengatakan dia dikhianati oleh anggota partai koalisi Pakatan Harapan (PH). Hal itu dikarenakan kabar soal terbentuknya koalisi baru yang terdiri dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) dengan sejumlah partai oposisi.

"Ini melibatkan bekas rekan dari Bersatu dan kelompok kecil dari PKR yang mengkhianati kami," ujar Anwar, Senin (24/2).

Awalnya Anwar mengaku dia sangat terkejut dengan perkembangan yang terjadi. Menurut dia sudah terjadi pengkhianatan karena sebelumnya janji sudah ditetapkan.

Isu Wakil Perdana Menteri Malaysia Gantikan Mahathir

Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail disebut-sebut bakal menjadi perdana menteri perempuan pertama negara itu menggantikan Mahathir Mohamad yang mengajukan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia.

Menurut salah satu sumber mengatakan Mahathir menunjuk Wan Azizah sebagai perdana menteri sementara setelah Partai Pribumi Malaysia Bersatu (PPBM) yang dipimpin Mahathir memilih keluar dari koalisi Pakatan Harapan yang berkuasa.

"Wan Azizah sebagai perdana menteri sementara," kata sumber dekat Presiden Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim.

Isu Pembentukan Partai Koalisi Baru

Sejumlah koalisi partai politik yang berkuasa di Malaysia Pakatan Harapan (PH) bubar setelah Mahathir Mohamad mengundurkan diri dari Perdana Menteri. Partai-partai tersebut termasuk Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) yang pernah dipimpin Mahathir Mohamad.

Perlu diketahui, Mahathir juga melepas jabatannya sebagai pimpinan Partai Bersatu, sesaat setelah mengundurkan diri dari PM Malaysia.

Pakatan Harapan merupakan koalisi tempat bernaungnya partai Mahathir Mohamad serta Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim.

Kemudian muncul spekulasi akan terbentuknya koalisi baru yang terdiri dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) dan Organisasi Bangsa Melayu Bersatu (UMNO), Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan yang lainnya.

Hal inilah yang membuat Anwar merasa dikhianati. Pasalnya, beberapa anggota PKR malah keluar dari partai untuk membentuk blok independen di parlemen. Selain itu, sejatinya Anwar Ibrahim harusnya menjadi penerus Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia tetapi kini nasib politiknya tidak jelas.

 

 

 

Sumber: merdeka.ocm

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index