Amerika Serikat Kini Izinkan Tentaranya Berhijab dan Berjanggut

Amerika Serikat Kini Izinkan Tentaranya Berhijab dan Berjanggut
Foto: Istimewa.

Riauaktual.com - Angkatan Udara Amerika Serikat telah membolehkan para prajuritnya mengenakan hijab, turban, ataupun memelihara janggut. 

Peraturan baru ini merupakan sebuah kabar gembira bagi tentara pria, perempuan muslim, dan pria Sikh di Amerika Serikat.

Dalam peraturan baru yang dikeluarkan beberapa waktu lalu oleh sekretaris Angkatan Udara Amerika Serikat, anggotanya diperbolehkan mengenakan hijab, memakai turban, ataupun memelihara janggut, asalkan tetap memperhatikan kerapian dan konservatif.

Sebelumnya, Angkatan Udara Amerika Serikat telah mengabulkan sejumlah peraturan untuk urusan agama berdasarkan kasus per kasus. 

Pada 2018, Sersan Abdul Rahman Gaitan menjadi anggota muslim pertama yang diperbolehkan memelihara janggut karena urusan agama.

Pada 2019 lalu, anggota Harpreetinder Singh Bajwa, seorang praktisi Sikh dan kepala kru di Pangkalan Angkatan Udara McChord, menjadi anggota angkatan udara pertama yang mendapat pengecualian untuk mengenakan sorban saat bertugas.

Prajurit lainnya yaitu Kapten Maysaa Ouza, dari Korps Jenderal Hakim Udara pertama yang mengenakan jilbab. Dia juga tampil dalam film dokumenter pendek NBC tahun lalu.

Sesuai aturan baru yang telah ditetapkan, turban dan jilbab harus dalam warna yang lembut yang senada dengan warna seragam saat bertugas. 

Setiap tentara wanita yang beragama Islam dibolehkan untuk mengenakan jilbab polos, untuk jilbab yang memiliki motif juga dibolehkan, namun motifnya harus sama dengan seragam yang dikenakan.

"Saya bersyukur mendengar perubahan kebijakan ini, karena mengkodifikasikan secara tertulis apa yang sudah saya ketahui. Angkatan Udara AS menghargai layanan dan kontribusi minoritas agama seperti saya," ujar Airman 1st Class Gurchetan Singh dilansir Daily Mail.

Sementara bagi para prajurit yang memakai jenggot, memiliki ketentuan panjang yang tidak melebihi 2 inchi dari bawah dagu. Kumis harus dipangkas agar tidak menutupi bibir atas.

"Akomodasi, bagaimanapun, bukan tentang perlakuan khusus tetapi memastikan bahwa Sikh taat beragama dan orang lain tidak harus memilih antara tetap setia pada keyakinan kita dan melayani negara kita," pungkasnya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index