Cerita Sulaiman Penjaga Kamar Mayat yang Bisa 'Merakit' Mayat

Cerita Sulaiman Penjaga Kamar Mayat yang Bisa 'Merakit' Mayat
Sulaiman

Riauaktual.com - Pria berwajah oval ini terlihat santai saat menerima 'tamu' yang baru masuk. Setelah di data, 'tamu' itu dibawa ke ruang pendingin. Dia adalah Sulaiman, penjaga kamar mayat Rumah Sakit Umum Arifin Achmad Pekanbaru, Riau.

Saban hari, pria berusia 34 tahun ini selalu selalu mengurusi jenazah. Dari mayat yang utuh, penuh luka, tidak utuh, sampai ada yang tidak bisa dikenali sama sekali. Pria berkacamata ini mengaku tidak pernah merasa ngeri dan takut.

"Itu sudah menjadi rutinitas selama 15 tahun ini," kata Sulaiman mengawali pembicaraannya.

Bagi orang kebanyakan, tentu pekerjaan yang dilokoni Sulaiman tidak mudah dan menakutkan. 

Selain harus memiliki mental yang kuat, juga dibutuhkan keahlian untuk mengurus jenazah. Ini belum lagi aroma yang berasal dari jenazah.

Tidak sekedar mengurus, Sulaiman juga dituntut untuk menjaga mayat mayat, sampai ada kepastian ada pihak yang mengambilnya. Malam hari, bersama mayat tentu hal yang sering di lakoninya untuk mengurus mayat. Kadang berdua, kadang pernah seorang diri menjaga mayat.

Bunyi suara aneh 'aneh-aneh' di sekitar kamar mayat baginya bukanlah hal yang menakutkan. Namun pria yang dikarunia dua orang anak ini mengaku tidak pernah berjumpa dengan hantu.

"Sebenarnya hal mistis itu datangnya dari pribadi masing masing. Kalau kita takut mungkin hal mistis itu ada. Walau kita akui memang ada alam gaib. Tapi sejauh ini saya tidak pernah berjumpa dengan hantu. Saya tidak pernah merasa takut dan semua yang saya kerjakan merupakan bentuk tanggungjawab dengan pekerjaan kita saja. Jadi biasa saja," ucapnya dengan santai.

Dia mengatakan, bahwa proses pengurusan jenazah yang masuk ke kamar mayat RSUD Arifin Achmad adalah pihak keluarga ataupun penanggungjawab harus mengisi mengenai jenazah. Apakah dari pasien yang sebelumnya dirawat, atau dari korban kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, bunuh diri, korban pembunuhan dan lainya.

"Kalau kematian biasa, jenazah akan langsung dibawa ke peti pendingin menunggu keluarga datang. Tapi kalau yang ada kasus, misalnnya pembunuhan ada permintaan otopsi ya kita lakukan pembedahan mayat. Jadi mayat dimasukkan ke ruang khusus," kata pria tamatan SMU itu.

Selain itu, petugas kamar mayat juga diwajibkan bisa menyatukan jenazah yang kondisi organ tubuhnya terpisah-pisah saat diantar ke kamar mayat. 

"Banyak kita jumpai mayat dengan kondisi organ tubuh terpisah. Jadi kita harus bisa menyatukan satu persatu organ tubuh mayat, kita jahit. Tehnik awal menyatukan tubuh yang terpisah itu dipelajari saat pertama kita diterima di bagian kamar mayat ini. Jadi memang harus bisa, karena itu bentuk dari tanggungjawab. Jadi itulah rutinitas kita," imbuh pria warga Air Hitam Pekanbaru.

Banyak hal suka duka yang dia alami selama bertugas di bagian kamar mayat. Namun dia mengaku senang bisa bekerja mengabdi mengurus jenazah yang kadang tidak diketahui siapa keluarganya. Kadang sampai satu bulan tidak kunjung diambil jenazah. Kita juga sering menghadapi keluarga mendiang yang marah-marah dengan petugas kamar mayat, seperti proses adminstrasi, ambulan dan lainnya. Namun komplen dari pihak keluarga mendiang harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas.

"Ya biasalah, kadang ada keluarga yang marah marah, padahal ya memang ada proses adminstrasi. Kalau adminstrasi khusus di kamar mayat cukup cepat, tapi kadang dari pihak lain ada yang lama. Tapi kita harus sabar. Kita tetap mengedepankan pelayanan," ucapnya.

Untuk bertugas menjadi kamar mayat, banyak suka duka yang dialami. Namun Sulaiman mengaku menjalankan kewajibannya dengan iklas. Penjaga kamar mayat di RSUD Arifin Achmad ada enam orang.

"Saya masuk tahun 2004. Gaji awal saya Rp 400 ribu. Itu tentunya pas pasan untuk hidup waktu itu. Tapi alhamdulillah tahun 2010, saya diangkat menjadi PNS," ucapnya.

Begitu juga saat orang orang berhari raya, dia juga sering kabagian untuk menjaga mayat. Dimana saat orang lain merayakan bersama keluarga dan sahabat, Sulaiman pun tak jarang juga harus mengurus jenazah. Mengingat petugas bagian kamar jenazah di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, tempat dirinya bekerja tidak mencukupi. Di bagian pengurus jenazah hanya ada enam orang dengan sistem apusan (bergantian).

"Saya sering dapat giliran bekerja saat lebaran. Maklum disini petugasnya kekurangan. Kami enam orang disini dengan sitem kerja tiga ship. Kalau lebaran, tentu rekannya kita ada yang cuti. Staf kamar jenazah yang non muslim hanya satu. Jadi harus bekerja ekstra. Namun kita bekerja harus profesional mengurus jenazah," ucap pria berambut pendek ini.

Walau ada rasa keinginan yang kuat berlebaran dengan keluarga tercinta, namun semua itu harus 'dikubur' mengingat tanggung jawab mengurus jenazah pagi, siang, malam. Pria warga Air Dingin, Pekanbaru ini mengaku tidak pernah merasa ngeri, bergidik apalagi jijik.

Bahkan saat lebaran, tidak sedikit jenazah yang harus diurus Sulaiman dengan teman seprofesinya. Petugas kamar mayat harus dengan sigap mengurus jenazah. Bahkan ada jenazah yang diurus sampai sebulan karena tidak ada yang mengambil. 

Pihak keluarga juga mengaku maklum dengan tugas Sulaiman sebagai penjaga kamar mayat yang harus selalu siaga. Untuk mengurus jenazah khususnya saat terpisah pisah, petugas kamar mayat juga harus bisa merangkainya.

"Keluarga sudah menerima dengan tugas saya sebagai penjaga kamar mayat. Kita harus tetap melayani kapan saja termasuk saat lebaran. Kadang kita bisa mengurus sampai 10 jenazah dalam seharian," ucapnya. (NAT)
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index