Riauaktual.com - Usai melakukan apel perdana, sebagai Kapolda Riau. Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo, langsung mendatangi kantor Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Senin (27/8).
Kapolda mengungkapkan, maksud kedatangannya bersama jajarannya, dalam rangka menjalin tali silaturahmi.
Kedatangan Kapolda dan rombongan, disambut Datuk Seri Syahril Abubakar bersama dengan para pengurus Lembaga Adat Melayu Riau.
Brigjen Widodo Eko Prihastopo mengatakan, pihaknya berprinsip bahwa Melayu itu adalah peninggalan sejarah yang harus dilestarikan, baik dalam personal maupun acara terbuka lainnya.
Ia juga membahas terkait Blok Rokan, semoga dalam pengelolaan lebih baik dan menjadi sesuatu yang besar nantinya.
Kapolda juga berharap, agar permasalahan Karhutla dapat dikuatkan kerjasamanya serta dukungannya.
''Kita berharap kerjasama yang semakin kuat. Dalam upaya penanganan Narkoba untuk di Provinsi Riau dengan melibatkan LAM,'' sebut Widodo.
Mendekati, Pilpres di 2019 mendatang. Kapolda juga mengajak, pihak LAM Riau, turut ikut terlibat menyukseskan momen pemilihan lima tahunan iti.
Terkait pembahasan tadi, Widodo menyatakan, bahwa sudah tugas pihaknya mengantisipasi adanya gangguan. Dikarenakan saat ini situasi akan lebih panas khususnya wilayah Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sedangkan untuk wilayah Timur sampai saat ini masih dalam keadaan aman.
''Sampai saat ini kami melakukan pelayanan serta pengamanan dengan baik demi ketentraman masyarakat,'' tambahnya.
Terpisah, ketua harian LAM Riau Syahril Abu Bakar mengatakan, rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kapolda Riau yang telah menjalin silaturahmi kepada LAMR.
Berbincang dengan Kapolda, Syahril sedikit menceritakan kisah berdirinya LAMR pada tahun 1970 oleh Gubernur Riau waktu Arifin Achmad. Selain itu, LAMR telah dikukuhkan dalam Perda no 1 tahun 2012 tentang LAMR.
Syahril juga membahas Blok rokan yang lama dikuasai asing selama 94 tahun. ''Tetapi sekarang blok rokan dapat kita kuasai kembali dalam pengelolaan. Dan di LAMR ini, kami juga membahas untuk pengembangan Pengadilan Adat dan ini sedang kami bahas dengan Kajati,'' sebut Syahril.
Sementara itu, terkait aksi kericuhan atas kedatangan Neno Warisman kemarin. Syahril menyatakan, pihak akan melakukan rapat khusus terkait membahas jalan keluar permasalahan yang sedang terjadi.
''Tadi Kapolda hanya singgah sebentar, rencananya. Pada Rabu lusa, akan kita bahas secara serius permasalahan yang sedang terjadi,'' ungkapnya.
Sebelumnya, Datuk Seri Al-Azhar Ketum MKA LAM Riau dan Ketum DPH LAM Riau Syahril Abu Bakar langsung mengeluarkan enam poin pernyataan sikap.
Poin pertama antara lain, LAM melihat kejadian kemarin tidak mencerminkan nilai-nilai adat dan budaya Melayu yang sepatutnya dihormati dan dijunjung tinggi semua orang di Provinsi Riau ini ''Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung''.
Selanjutnya poin kedua, semua pihak yang terlibat langsung, diminta introspeksi diri. Dengan mengedepankan hati nurani dan kejernihan akal budinya, tanpa terbawa kepentingan politik apapun. Karena pencederaan nilai-nilai saat kejadian.
Poin ketiga yakni, kepada pihak-pihak yang datang meminta petuah LAM Riau sebelum kejadian. Bahwa pimpinan LAM sudah mengingatkan, apapun bentuknya.
''Hendaknya tetap dikoreksi hukum dan peraturan perundang-undangan, dengan cara yang santun, dan dengan cara-cara jalur yang berada dan bermartabat,'' kata Al-Azhar.
Untuk poin keempat, Al-Azhar mengajak, agar semua pihak sama-sama menghormati perbedaan pilihan politik. Dengan cara mengelola akal Budi, dalam semangat harmoni sosial yang selama ini mampu diperlihara dan dijaga.
Poin kelima, Al-Azhar menekankan kepada aparat keamanan. Agar kedepannya perlu mengembangkan sikap musyawarah dengan pihak terkait.
Selanjutnya, poin ke enam, Al-Azhar meminta masyarakat adat dan kelembagaan tidak mudah terprovokasi hal-hal yang dapat mencederai harmonisasi masyarakat. (HA)
