52,2 Juta Pekerjaan di Indonesia Terancam Hilang Karena Digitalisasi

52,2 Juta Pekerjaan di Indonesia Terancam Hilang Karena Digitalisasi
Robot. ©Reuters

Riauaktual.com - Kemajuan teknologi dikhawatirkan akan mengurangi lapangan pekerjaan. Oleh sebab itu pekerja diharapkan mempunyai keterampilan yang memadai. Berdasarkan kajian McKinsey sekitar 52,2 juta pekerjaan di Indonesia berpotensi hilang digantikan oleh proses otomatisasi.

"Temuan McKinsey, 52,2 juta pekerjaan yang akan hilang itu setara dengan jumlah angkatan kerja kita. Jadi bukan main-main," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).

Menteri Bambang mengatakan pekerjaan yang bisa digantikan di antaranya pertanian. Di mana saat ini petani sudah tidak lagi menggunakan kerbau untuk membajak sawah melainkan memakai traktor.

Selanjutnya di sektor manufaktur. Dia mencontohkan, di salah satu pabrik di Banten, semua pekerjaan menggunakan mesin dan tidak terdapat pegawai. Hanya bagian yang terkait keterampilan masih menggunakan pegawai, misalnya memasangkan pakaian boneka.

"(Pembuatan) boneka dan mobil-mobilan, 100 persen otomatisasi. Tidak ada orangnya, pakai mesin (semua)," ujarnya.

Selain itu, pekerjaan bidang konstruksi, pergudangan, dan ritel terancam hilang karena digitalisasi. "Kalau dulu kita ke toko baju, penjaga tidak cuma ngurus pembayaran tapi harus siap pertanyaan baju bahan apa, nyucinya bagaimana. Sekarang orang datang ke toko sudah tahu mau apa, cara nyuci dsb karena dapat info dari online," jelas Menteri Bambang.

Meski begitu, masih ada pekerjaan yang tetap tidak akan terancam digitalisasi antara lain arsitek, surveyor, manajer konstruksi, pengawas konstruksi, tenaga kesehatan, pengajar.

"Guru dan dosen tetap diperlukan. Meski itu universitas jarak jauh, beda rasamya kuliah video conference dengan kuliah ketemu langsung," katanya. (Wan)

 

Sumber: Merdeka.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index