Inggris Kirim Kapal Perangnya Berlayar di Laut China Selatan

Inggris Kirim Kapal Perangnya Berlayar di Laut China Selatan
Kapal fregat HMS Sutherland ditugaskan berlayar melewati Laut China Selatan (Foto: Karim Sahib/AFP)

Riauaktual.com - Menteri Pertahanan Inggris, Gavin Williamson mengatakan, negaranya akan mengirim sebuah kapal perang ke Laut China Selatan pada Maret mendatang. Pengiriman tersebut dilakukan dalam rangka memastikan hak kebebasan navigasi di perairan sengketa tersebut.

Kapal fregat HMS Sutherland itu sebelumnya dikerahkan oleh Inggris menuju Australia. Dalam sebuah wawancara dengan media Australia, Gavin mengatakan bahwa kapal itu akan berlayar lewat Laut China Selatan dalam perjalanan pulang menuju negara asalnya.

“Kapal itu akan berlayar melewati Laut China Selatan (dalam perjalanan pulang) dan menegaskan bahwa Angkatan Laut Kami memiliki hak untuk melakukannya,” ujar Gavin Williamson, mengutip dari Reuters, Rabu (14/2/2018).

Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci apakah kapal tersebut akan berlayar dalam jarak 12 mil laut di perairan sengketa itu atau tidak. Sebagai informasi, sejumlah kapal milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) beberapa kali berlayar di Laut China Selatan dan mendapat reaksi negatif dari Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang menuturkan, pihaknya sudah mengetahui rencana tersebut. Ia memastikan bahwa semua negara, sesuai hukum laut internasional, berhak menikmati kebebasan navigasi pelayaran dan penerbangan di Laut China Selatan.

“Situasi di Laut China Selatan juga selalu meningkat setiap hari. Kami berharap pihak-pihak terkait, terutama mereka yang berasal dari luar kawasan, dapat menghormati upaya yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan,” ungkap Geng Shuang.

“Seperti yang sudah saya katakan pekan lalu, situasi di Laut China Selatan saat ini sangat tenang dan kami berharap pihak-pihak terkait tidak mencoba menciptakan masalah,” tegasnya.

Gavin Williamson sendiri mendorong Australia untuk berbuat lebih di kawasan mengingat Negeri Kanguru sudah menerbangkan pesawat pengintai di Laut China Selatan. Akan tetapi, Australia belum sama sekali melakukan misi untuk membuktikan kebebasan navigasi di sana.

“Amerika Serikat sedang meminta negara-negara lain melakukan hal yang lebih. Ini adalah kesempatan yang hebat buat Inggris Raya dan Australia untuk berbuat lebih, untuk menegaskan kepemimpinan,” ujar Gavin Williamson.

Sebagaimana diketahui, Laut China Selatan menjadi sengketa antara China dengan lima negara Asia Tenggara, yakni Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Negeri Tirai Bambu mengklaim wilayah laut tersebut masuk dalam kedaulatan negaranya sesuai dengan peta sembilan garis putus-putus (nine dashed lines) dan membangun sejumlah pulau buatan guna menegaskan klaim tersebut. (Wan)

 

Sumber: okezone.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index