Cerita Pemandi Jenazah Korban Tragedi Tanjakan Emen di RSUD Tangsel

Cerita Pemandi Jenazah Korban Tragedi Tanjakan Emen di RSUD Tangsel
RSUD Tangsel (Foto: Hambali)

Riauaktual.com - Ruang Pemulasaraan RSUD Tangerang Selatan (Tangsel) terlihat tak seperti biasanya pada Minggu (11/2/2018) pagi. Kerumunan manusia nyaris memenuhi halaman bagian belakang rumah sakit plat merah itu.

Selang beberapa jam, tiba-tiba terdengar ramai suara sirine mobil ambulans yang saling bersahutan. Rupanya, rombongan ambulans tersebut merupakan kendaraan yang membawa jenazah korban tewas akibat kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat.

Total ada 26 jenazah yang tiba, satu-persatu dikeluarkan dari dalam mobil menuju ruang Pemulasaraan. Aroma amis santer tercium menusuk hidung, hal itu terjadi karena memang para korban tewas dengan kondisi yang cukup mengenaskan.

Salah satu pemandi jenazah, Yulianti (45), nampak sibuk melaksanakan tugasnya sebagai amil saat itu, lantaran jumlah jenazah perempuan yang teramat banyak tak sebanding dengan jumlah pemandi jenazahnya.

"Saya tadi pagi dipanggil oleh pihak rumah sakit untuk memandikan jenazah, karena kekurangan amil," ujar Yulianti usai prosesi pemandian jenazah di RSUD Pamulang.

Perempuan paruh baya itu merupakan pemandi jenazah yang berasal dari daerah Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan. Dia langsung bergegas menuju RSUD Tangsel di Pamulang setelah pihak rumah sakit menghubunginya.

"Saya langsung berangkat aja, kan sudah tahu juga kabar kecelakaan ini. Sebagai bentuk sosial juga, soalnya memang kekurangan amil perempuan," imbuh dia.

Menurut Yulianti, tak sedikit pun dia merasa terbebani dengan tugas yang dilakukannya kala prosesi itu. Jika biasanya hanya memandikan 1 jenazah, kini jumlahnya berlipat, 1 amil harus menyelesaikan setidaknya 4 hingga 5 jenazah.

"Ada 26 jenazah wanita, dan saya bantu memandikan. Satu orang amil kebagian memandikan empat sampai lima jenazah," katanya

Meski telah terbiasa memandikan jenazah, Yulianti mengakui jika kali ini merupakan pengalaman pertama baginya memandikan mayat sebanyak itu, terlebih kondisi tubuh jenazah banyak yang dalam kondisi tak wajar.

"Kondisi jenazah yang dimandikan sudah tidak normal keadaannya. Banyak tulang yang patah sehingga tidak seperti semula. Mulai dari tangan dan kaki yang kelihatannya sudah membengkok," papar Yulianti. (wan)

 

Sumber: okezone.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index