Riauaktual.com - Para pengguna dunia maya kemarin beramai-ramai memberikan penghormatan kepada Ibrahim Abu Thuraya, pria Palestina 29 tahun yang tewas dibunuh tentara Israel di perbatasan Gaza dua hari lalu.
Ibrahim tewas seketika setelah ditembak di kepala oleh tentara Negeri Bintang Daud sewaktu ikut berdemo yang berujung bentrok di Gaza.
Ibrahim dikenal sebagai pemuda yang selalu menghadiri unjuk rasa di Jalur Gaza. Sosoknya kian terkenal setelah dia kehilangan dua kaki dan satu ginjal ketika Israel melancarkan operasi militer pada 2008. Pada waktu itu tentara Israel membunuh 1.400 orang dalam 22 hari.
Ibrahim dikenal dengan keberaniannya memanjat tiang listrik sambil membawa bendera Palestina ketika berunjuk rasa. Dia menyebut aksinya sebagai 'melawan meski lumpuh'.
"Tanah ini tanah kami. Kami tidak akan menyerah. Amerika harus menarik pengumumannya," ujar Ibrahim, seperti dilansir laman Middle East Eye, Sabtu (16/12).
"Yang terpenting adalah kami hadir di sini untuk menyampaikan pesan kepada tentara Zionis, rakyat Palestina adalah orang yang kuat."
Ibrahim meninggalkan 11 anggota keluarga, termasuk enam adik perempuan dan lima adik laki-laki. Ibrahim menjadi tulang punggung keluarganya untuk bertahan hidup.
Sebelum kehilangan kakinya, Ibrahim adalah nelayan yang bisa mendapat uang dari menjual ikan hasil tangkapannya sebesar Rp 250 ribu sehari.
Setelah kehilangan kaki, Ibrahim membantu keluarganya dengan mencuci mobil di Gaza di dekat tempat tinggal mereka di penampungan pengungsi yang padat.
Ayah dan ibunya tidak mampu lagi bekerja karena sakit darah tinggi dan diabetes.
Dalam sebulan Ibrahim bisa mendapat penghasilan sebesar Rp 3,3 juta. Uang itu dia gunakan untuk membayar listrik, air, dan rumah sewa. Itu adalah penghasilan maksimal yang bisa dia dapat sebagai orang berkursi roda. (wan)