Belajar dari Kasus Bayi Debora, Bagaimana Cara Ibu Merangsang Kepekaan Terhadap Kondisi Kesehatan An

Belajar dari Kasus Bayi Debora, Bagaimana Cara Ibu Merangsang Kepekaan Terhadap Kondisi Kesehatan An
Ibu dan bayi (Foto: Drmommychronicles)

Riauaktual.com - MENINGGALNYA bayi Tiara Debora (4 bulan) meninggalkan cerita pilu. Kronologis kematian bayi di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, pada Minggu 3 September 2017 muncul dengan berbagai versi.

Pihak keluarga bayi Debora menganggap rumah sakit tidak menangani pasien sesuai prosedur (menelantarkan) hingga meninggal dunia karena keluarga tak punya biaya, meski sudah memberi uang muka lima juta dari total biaya belasan juta untuk dimasukkan ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

Namun, pihak rumah sakit membantah dituduh menelantarkan pasien karena biaya. Dokter di rumah sakit menganggap orangtua bayi Debora terlambat membawa ke rumah sakit dan bayi terlihat kurang gizi.

Nah, terlepas dari masalah administrasi rumah sakit, mari kita berfokus pada masalah yang dianggap dokter karena kelalaian orangtua membawa berobat anak karena sakit. Kurangnya kepekaan orangtua terhadap kondisi kesehatan anak menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Psikolog klinis anak, Oriza Sativa mengatakan, kepekaan orangtua terhadap kondisi kesehatan anak adalah bagian dari rasa sayang, tanggung jawab, banyak lagi nilai yang terkandung.

“Semakin punya rasa takut kehilangan, rasa sayang, dan cinta orangtua semakin peduli. Seharusnya nilai dari kepekaan itu tekandung dalam tanggung jawab,” kata Oriza sebagaimana dikutip dari Okezone, Selasa (12/9/2017).

Bertolak dari itu semua, sambungnya, bukan mengurangi rasa duka, tetapi mungkin faktor ekonomi bisa menjadi penyebab. “Keterbatasan finansial membuat orangtua berpikir berkali-kali mencari solusi dengan biaya ringan agar anak sembuh. Justru kepekaan orangtua yang memiliki cukup uang tetapi lalai membawa anak ke rumah sakitlah yang harus dipertanyakan, di mana letak perhatiannya terhadap anak,” bebernya panjang-lebar.

Lebih lanjut, mengenai rasa kehilangan dan duka yang dihadapi orangtua bayi Debora tentu sangat memilukan. Menurut informasi yang beredar, orangtua bayi Debora meminta pihak rumah sakit mengembalikan uang muka yang sudah mereka berikan. Mengenai tuntutan itu, Oriza menilai bahwa sikap yang ditunjukkan adalah bagian dari fase tinggkat stress akibat kehilangan yang terjadi pada setiap orang.

“Berdasarkan penelitian tingkatan stress, kehilangan orang yang sangat dicintai secara hirarki menempati urutan teratas. Pertama dia akan menolak kenyataan, kemudian marah, selanjutnya fase negatif yang biasanya ditunjukkan lewat aksi melampiaskan rasa marah seperti yang dilakukan orangtua Debora yaitu menuntut, selanjutnya adalah pasrah, barulah menerima,”

 

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index