Riauaktual.com - Sejumlah titik panas (hotspot) akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) terdeteksi satelit muncul dibeberapa kabupaten di Provinsi Riau. Salah satu pemicunya akibat musim kemarau yang sudah memasuki masanya sejak Juni 2017 ini. Tak ayal, petugas pun kembali berjibaku memadamkan api.
Salah satu yang jadi fokus Satgas Penanggulangan Karlahut di Riau adalah di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, termonitor ada dua hotspot di sana, Minggu (4/6). Petugas pun diturunkan menemukan lokasinya.
"Dari kita (Polres Rohul dan jajaran, red) ada empat personel yang dikerahkan untuk mencari titik api tersebut sesuai koordinatnya. Karena jalur darat, itu medannya lumayan berat karena titiknya berada di area perbukitan," ungkap Kapolres Rohul AKBP Yusup Rahmanto menjelaskan.
Setelah menyusuri hutan dan perbukitan, titik api yang dimaksud akhirnya berhasil ditemukan oleh empat polisi tersebut, masing-masing adalah Kanit Sabhara Iptu Habib, Kanit Reskrim Aiptu Syafrinaldo dan dua lainnya Bripka Yuni Syukri serta Brigadir Edo Prima. Mereka ini dari jajaran Polsek Rokan IV Koto.
Meski medannya berat dan cuaca sangat terik dan kering akibat kemarau, ternyata keempat polisi tersebut, diakui AKBP Yusup sedang dalam keadaan berpuasa. Bahkan mereka terpaksa jalan kaki mencari titik api sesuai koordinatnya, karena jalan yang dilewati tak bisa dilalui kendaraan.
Tak sia-sia, tim darat dari kepolisian ini berhasil menemukan area yang terbakar ini, tepatnya di Desa Rokan Koto Ruang, Kecamatan Rokan Koto IV, dengan luas sekitar empat hektar. Kapolres Rohul mengatakan, saat anggotanya tiba di sana, kobaran api sudah tidak lagi muncul, hanya tersisa asap.
"Kondisi di TKP itu apinya sudah padam dan hanya tersisa asap. Anggota sempat menelusuri area tersebut namun tidak ditemukan adanya orang di sana. Lahan tersebut selanjutnya akan kita laksanakan penyelidikan dan sudah dipasangi garis polisi," tegasnya sebagaimana dikutip dari GoRiau.com.
Belum diketahui apakah area perbukitan seluas empat hektar tersebut sengaja dibakar oleh orang tak bertanggung jawab atau tidak. Kepolisian selanjutnya akan memproses itu dan melakukan penyelidikan.
Kerahkan Heli Puma
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyiagakan lima unit helikopter berukuran besar sebagai antisipasi dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger, di Pekanbaru, Sabtu, lima unit helikopter itu masing-masing jenis MI-171, MI-172, MI-8, dan S-61 saat ini terparkir di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru.
"Rencananya helikopter itu akan kami tempatkan di tiga titik. Selain di Pekanbaru, juga akan ditempatkan di Kota Dumai dan Japura, Indragiri Hulu," kata Edwar lagi.
Edwar mengatakan keberadaan lima helikopter tersebut merupakan hasil koordinasi Pemerintah Provinsi Riau melalui BPBD dengan BNPB, menyusul masuk musim kemarau di wilayah tersebut pada Juni dan diprediksi terjadi hingga November mendatang.
Ia menjelaskan helikopter tersebut nantinya akan dimanfaatkan dalam patroli udara, apabila ditemukan adanya titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru.
Selanjutnya, helikopter itu juga dapat digunakan melakukan pemadaman karhutla melalui operasi "waterbombing" atau pengeboman air.
"Masing-masing helikopter mampu mengangkut 4-5 ton air untuk pemadaman melalui waterbombing," ujar Edwar.
