Harga Daging Sapi di Kepulauan Meranti Mahal Ini Penyebabnya

Harga Daging Sapi di Kepulauan Meranti Mahal Ini Penyebabnya
ilustrasi

Riauaktual.com - Meski ternak sapi di Kabupaten Kepulauan Meranti terus dikembangkan, namun harga jual daging sapi di daerah ini masih 'mencekik leher' masyarakat, karena adanya praktek penjualan daging sapi ke luar daerah Kepulauan Meranti.

Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok menjelang dan selama bulan ramadhan hingga idul fitri, yang dipimpin langsung oleh Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi, belum lama ini. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan, Jaka Insita mengungkapkan, Kabupaten Kepulauan Meranti masih kekurangan ketersediaan daging sapi. Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, daging sapi dalam kemasan masih diimpor dari Malaysia dan India.

"Begitu juga menyangkut harga yang bisa mencapai 130 ribu rupiah. Kenaikan harga disebabkan banyaknya daging sapi produksi lokal Kabupaten Kepulauan Meranti yang malah dijual ke Kabupaten tetangga," ungkapnya.

Menanggapi itu, Bupati Irwan meminta Disperindagkop UKM bersama TP4D Kejaksaan Negeri Kepulauan Meranti untuk menindaknya. "Kita tidak ingin sapi yang kita adakan menggunakan APBD malah dinikmati Kabupaten lain," tegasnya.

Bupati menekankan, lonjakan harga dan ketersediaan bahan pokok harus diantisipasi sejak dini, agar tidak memberatkan masyarakat dan terjadinya inflasi. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan stok kebutuhan pokok masyarakat, khususnya saat hari besar keagamaan, seperti Beras, Bawang Merah, Daging, Gula Pasir, Tepung Terigu, Minyak Goreng, Kacang Tanah dan lainnya.

"Kita harus memastikan berapa stok bahan pokok yang ada dan berapa harga kebutuhan itu, sehingga kekuranganya dapat diupayakan," pinta Bupati Irwan.

Sementara menyangkut ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), dijelaskan Kadisperindagkop UKM, H Herman SE MT, sudah mulai stabil seiring dengan beroperasinya 2 SPBU APMS yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol dan Jalan Alahair Selatpanjang.

Andos, salah seorang perwakilan distributor bahan pokok mengatakan, ketersediaan bahan pokok seperti Gula Pasir, Minyak Makan, Tepung Terigu maupun harganya masih stabil, namun menjelang bulan puasa dan Idul Fitri diprediksi permintaan meningkat hingga 100 persen.

Tingginya permintaan, kata Andos, menyebabkan stok sembako di pasaran menipis yang berdampak pada semakin mahalnya harga kebutuhan pokok. Apalagi jika kebutuhan pokok itu harus dipasok dari Pulau Jawa.

Dicontohkannya, untuk gula jika dipasok dari negara tetangga Malaysia harga perkilo berkisar 8.000 rupiah, tapi jika didatangkan dari Pulau Jawa maka akan melonjak menjadi 15.000 rupiah, sementara pasokan barang dari negara tetangga ke Selatpanjang belum ada aturan.

"Hingga saat ini belum ada regulasi yang mengatur pemenuhan kebutuhan pokok langsung dari negara tetangga ke Kepulauan Meranti, karena untuk pemenuhan kebutuhan pokok pemerintah mengharuskan dicukupi dari dalam negeri," timpal Kepala KPPBC Pratama Selatpanjang, Widyo Suparto. (Tr)

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index