Riauaktual.com - Musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir ini di Riau tidak hanya berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan serta bencana kabut asap. Di balik itu, tidak adanya hujan yang mengguyur membuat lahan pertanian mulai mengering.
Hal ini membuat para petani mulai mencemaskan nasib padi yang telah ditanamnya. Salah satunya adalah di Kabupaten Kuantan Singingi. Sebab, sejak padi mulai ditanam, hujan tak kunjung turun. Jika hujan tidak kunjung turun dan tidak ada upaya konkrit dari pemerintah daerah maka petani terancam gagal panen.
Hingga saat ini belum terlihat ada upaya dari pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pertanian Kuansing guna menyelamatkan sawah masyarakat.
Kekeringan lahan sawah salah satunya terjadi di Kecamatan Kuantaan Tengah tepatnya persawahan Luar hirok Kenegerian Toluk di Belakang Desa Seberang Taluk dan di beberapa persawahan Kenegerian Kopah termasuk sawah yang ada di Pulau Aro. Begitu juga terjadi di Kecamatan Benai di Desa Simundolak Pulau Ingu dan Desa-desa lainnya, juga mengalami kekeringan.
Camat Benai Masnur Djudin kepada Riauaktual.com, hari ini mengaku, telah melaporkan keadaan tersebut kepada kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kuansing. "Namun sejauh ini, belum ada tindak lanjutnya," ujar Masnur.
Bahkan menurut Masnur, pihaknya sudah punya data luas areal persawahan terdampak yang terancam kekeringan. Termasuk kondisi irigasi. "Kita akan lakukan sosialisasi dan perundingan dengan petani ikan, agar bersedia berbagi air buat petani sawah. Hal ini pun sudah kita konfirmasi kepada Polsek Benai, untuk langkah penertiban air ini," kata Masnur.
Dirinya berharap agar upaya tersebut berhasil maka akan dilanjutkan hingga hujan turun. Namun, jika tidak berhasil, diminta pada Dinas Pertanian mengupayakan pompa air dari sungai terdekat ke areal persawahan.
Bangun 13 Sumur Bor
Tidak kunjung turunnya hujan di daerah Kuansing mengancam padi yang baru ditanam. Hal ini membuat para petani mulai resah. Salah satunya adalah disampaikan Yati, seorang petani di Pangean. "Kami sangat cemas, kalau padi yang ditanam alami gagal panen," ujar Ida. Saking keringnya, sawah yang awalnya berlumpur, kini tanahnya pecah-pecah," ujar Yati.
Dijelaskan Yati, areal persawahan di Pauh Angit Hulu sudah ada jaringan irigasi. Namun, sistem pencairan yang dibuat pemerintah itu tak mampu mengairi sawah. "Jangankan mengalir sawah, irigasi saja tak ada air," cetus Yati. Karena kondisi ini, masyarakat hanya mengharapkan hujan turun.
Sementara itu, secara terpisah Kepala Dinas Pertanian, Ir. Maisir menyatakan sampai saat ini pemerintah belum bisa berbuat banyak. "Mesin pompa air ada di setiap kecamatan, tapi untuk membeli bahan bakarnya belum ada anggaran," ujar dilansir Goriau. Maisir.
Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) berencana membangun sumur bor di areal persawahan pada tahun 2017 ini. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau. "Rencananya, ada 13 titik yang akan kita buat sumur bor. Kalau air permukaan kering, tentu kita gunakan air bawah tanah," ujar Kepala Dinas Pertania Kuansing, Ir. Maisir yang mengaku prihatin dengan kondisi sawah yang kering kerontang.
Sumur-sumur tersebut, lanjut Maisir, akan dibangun dekat dengan saluran irigasi. Sehingga, sumber air tersebut bisa mengairi seluruh areal persawahan sekitarnya.
"Jadi, kalau pun terjadi kekeringan, air bawah tanah ini tetap mengalir. Nah, ini akan menjadi solusi bagi pertanian kita saat musim kemarau," ujar Maisir. (am)
