RIAU (RA) - Generasi penerus Kabupaten Rokan Hilir terancam tidak memiliki lahan pada masa mendatang, baik untuk lahan perkebunan maupun untuk tempat tinggal. Hal ini akan benar-benar terjadi jika para Datuk Penghulu menjual lahan yang ada di daerah mereka kepada pendatang.
Bahkan menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Rokan Hilir Surya Arfan, saat ini saja sudah banyak masyarakat asli Rokan Hilir yang tidak memiliki lahan dan hanya mengandalkan lahan sewaan untuk membangun tempat tinggal dan bercocok tanam. Sebagai masyarakat asli setempat, mereka justru menyewa lahan kepada masyarakat pendatang.
Hal itu dikatakan Surya Arfan ketika menyampaikan materi pada acara rapat koordinasi (Rakor) Penghulu/lurah se Rohil, beberapa waktu lalu di Gedung Serbaguna, Bagansiapiapi. Oleh sebab itu, kata Sekda, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir mengingatkan kepada Lurah dan Datuk Penghulu agar tidak menjual lahan yang ada di daerahnya kepada orang luar atau pendatang.
"Kita lihat masih cukup banyak masyarakat pribumi yang menyewa tanah kepada para pendatang untuk membangun rumah maupun untuk berkebun dan sebagainya. Jika hal ini kita biarkan secara terus menerus, maka dipastikan ke depannya anak cucu dan cicit kita akan kesulitan mendapatkan lahan," kata Sekda.
Untuk itu ia meminta kepada para datuk penghulu maupun lurah untuk tidak mengeluarkan Surat Keterangan Tanah (SKT) jika ada warganya yang melakukan jual beli lahan kepada pendatang baru.
Selain mengingatkan Datuk Penghulu terkait lahan dirinya juga mengingatkan para camat untuk memantau dan mengawasi penggunaan Anggaran Dana Desa (ADD) maupun Dana Desa (DD) yang dikelola oleh pihak kepenghuluan di daerahnya masing-masing. (dr)
