ISIS Keluarkan Larangan Burqa setelah Dua Komandannya Tewas Dibunuh

ISIS Keluarkan Larangan Burqa setelah Dua Komandannya Tewas Dibunuh
ilustrasi Wanita berkerudung
RAGAM (RA) – Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) telah mengeluarkan larangan bagi wanita mengenakan burqa setelah seorang wanita berkerudung membunuh dua komandan teroris itu di Irak.
 
Seorang sumber, seperti dirilis Daily Mirror, Selasa (6/9/2016), mengatakan, insiden pembunuhan oleh wanita berkerundung itu mengejutkan ISIS.
 
"Insiden itu mengejutkan organisasi teror tersebut dan memaksa mereka untuk mengeluarkan larangan agar tidak terjadi serangan serupa,” kata sumber kepada situs berita Iran FrontPage.
 
Teroris ISIS telah melarang penggunaan burka di Irak utara setelah seorang wanita berjilbab berhasil membunuh dua komandan gerombolan penjahat tersebut dengan pistol.
 
Sebelumnya organisasi teroris, yang berhasil menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, telah mengeksekusi beberapa perempuan karena tidak mengenakan burka.
 
Dalam perkembangan terakhir, kaum perempuan di Mosul dan sekitarnya di Irak utara sedang dilarang memakai burka.
 
Mosul, kota terbesar kedua di Irak dan terletak di bagian utara negara itu, masih dalam cengkeraman ISIS. Tentara Irak sedang berjuang untuk membersihkan kota itu dari ISIS.
 
Militan ISIS menyadari, pembunuhan dua komandannya di Al-Shirqat, salah satu bagian terpenting di Mosul yang dikuasai militan, merupakan peringatan untuk waspada.
 
Selain pembunuhan atas dua komandan ISIS itu, seorang petempur ISIS juga dibunuh di Mosul oleh seorang perempuan yang menggunakan penutup kepala.
 
Situs berita Iran FrontPage melaporkan, "Seorang wanita berjilbab membawa pistol menembak mati dua anggota ISIS yang berdiri di sebuah pos pemeriksaan” di Al-Shirqat.
 
"Insiden itu mengejukan organisasi (ISIS) dan memaksa mereka untuk mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan terjadinya serangan serupa,” kata media Irak itu.
 
Peristiwa yang mengguncang ISIS itu terjadi ketika mereka sedang melarikan diri dari medan perang setelah pasukan Irak berhasil merebut kembali wilayah di perbatasan Turki dari militan.
 
Pejuang Turki juga ikut dalam perang mengamankan wilayah di Suriah utara yang membentang dari Azaz ke Jarablus.
 
Langkah ini menandai kemajuan besar selama operasi Efrat Shield digelar sejak 24 Agustus 2016.
 
Milisi Suriah yang mendukung Turki itu telah melepaskan diri dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) namun berhasil merebut kota Jarablus dari ISIS.(kompas.com)
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index