PEKANBARU (RA) - Masyarakat kota Pekanbaru menantang PLN untuk memaksa mal dan hotel keluar dari sistem saat listrik beban puncak. Ternyata masih belum bisa dan hanya menyarankan masyarakat menghemat pemakaian.
"Mereka itu (mal dan hotel) juga bergabung sistem dengan pelanggan-pelanggan lainnya, kalau ada penjulang yang dimatikan maka mal dan hotel padam juga," kata Manajer PLN Area Pekanbaru Laode saat dikonfirmasi melalui selulernya, Selasa (6/9/2016).
Ditanya apakah tidak ada upaya PLN meminta agar mal dan hotel tidak gunakan listrik PLN saat jam-jam beban puncak, yakni pukul 18.00 wib hingga malam dan mal serta hotel mereka mempunyai genset untuk penerangan, sehingga pelanggan rumah tangga tetap hidup dan penjulang tidak perlu dimatikan, Laode hanya bisa menyarankan.
"Biasanya kita menyarankan seperti itu, mereka keluar di beban puncak. Kalau penjulang yang padam semua padam. Beban puncak kita mulai jam 6, maka mulailah mengurangi jam-jam ini," sebutnya.
Bahkan dikatakan Laode, kalaupun PLN mengimbau pihak mal dan hotel tidak gunakan listrik PLN di beban puncak itu agar penjulang tidak mati, maka belum tentu juga beban akan terpenuhi.
"Mereka ada yang pakai genset belum tentu beban yang ada di mereka sebanding dengan daya yang kita butuhkan, maka tetap ada pelanggan biasa yang padam, tapi tidak sebanyak biasa, paling berkurang," paparnya.
Ditambahkan Laode, jika beban puncak yang harus dilakukan pemadaman terhadap penjulang, maka pelanggan yang ada di sistem tersebut akan padam termasuk mal. Kalau pun mal atau hotel diminta tidak gunakan listrik dan keluar dari sistem, kata Laode cara tersebut tidak akan banyak membantu dan juga tetap akan melakukan pemadaman karena menurutnya, daya yang digunakan mal dan hotel tidak akan terlalu mempengaruhi pemakaian pada pelanggan kecil.
"Maka kami mengimbau kepada kita semua saat beban puncak itu pemakaian listrik dihemat, supaya tidak padam. Malam hari beban puncak maka lakukan pengurangan, jika mengurangi pemakaian maka tetap hidup, ac matikan dulu, pemakaian lebih besar elektronik itu, alat penerangan saja di rumah kan cukup," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, pemadaman listrik secara bergilir lagi-lagi terjadi di ibukota Provinsi Riau yakni Kota Pekanbaru. Listrik padam saat matahari senja tergelincir menjemput malam.
Kondisi listrik yang di Kota Bertuah Pekanbaru sebagai kota yang terus berkembang, dengan banyaknya mal dan hotel, dirasa sebagai hal yang aneh. Ketika listrik diduga "dikuras" pelanggan besar, maka pelanggan kecil jadi sasaran.
"Seandainya listrik mal dan hotel saja dimatikan saat beban puncak, tentu ini tidak akan terjadi. Mal dan hotel yang sangat banyak di Pekanbaru, suruh mereka sediakan genset sendiri saat beban puncak," kata seorang warga kota Pekanbaru, Yanhendri.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Zaidir Albaiza SH MH menanggapi keluhan masyarakat ini sangat prihatin dengan kondisi pelayanan PLN. Dimana, kota Pekanbaru yang sudah maju dan berkembang, pembangunan sangat pesat, saat sore hingga malam masih laksana daerah terpencil.
Untuk itu, Zaidir menantang PLN berani apa tidak memadamkan listrik pelanggan besar seperti mal dan hotel saat beban puncak sehingga listrik masyarakat tetap menyala.
"Memang itu nanti PLN akan rugi karena masukan dari mal dan hotel jadi kurang. Maka kebijakan ini akan berat buat PLN, makanya kami tentang PLN demi mewujudkan kenyamanan pelanggan rumah tangga," pinta Zaidir. (MAD)
