SIAK (RA) - Pelayanan di Dermaga Penyeberangan Buton Kabupaten Siak dengan tujuan ke sejumlah daerah dikeluhkan oleh banyak kalangan yang memanfaatkan penyeberangan. Hal itu disinyalir adanya oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan pungutan liar (pungli) kepada masyarakat.
Seperti diungkapkan Toni (49), warga Jalan Citra Indah Batam kepada wartawan, Selasa (9/8). Dia yang ditemui hendak ke Batam mengaku terpaksa mengeluarkan uang Rp500 ribu kepada petugas di dermaga penyeberangan.
"Setahu saya biaya mobil naik penyeberangan sekitar Rp200 ribu. Namun petugas meminta Rp500 ribu. Anehnya, semua itu tidak disertai bukti pembayaran. Modus seperti ini tentu bagian daari praktek-praktek pungli," ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Teddy yang mengendarai mobil Jimmy Katana. Ia juga terpaksa mengeluarkan uang Rp500 ribu untuk biaya penyeberangan. "Kalau tidak mau membayar kita dipersulit," ucap Warga Sukajadi Pekanbaru yang hendak menyeberang ke Batam, Kepulauan Riau itu.
Adanya dugaan pungli ini tentu sangan disesalkan Teddy, untuk itu ia berharap kepada pihak terkait memperhatikan pelayanan di Dermaga Buton agar bebas dari pungli. "Jika tidak ditertibkan kita khawatir akan banyak masyarakat yang menjadi korban," sesalnya.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupetan Siak, Kaharuddin saat dikonfirmasi, Selasa (9/8) sekitar pukul 10.15 WIB mengatakan lagi rapat. "Maaf saya lagi rapat," jawabnya singkat. (hni)
