EKONOMI (RA) - Pembentukan dan pengaktifan Integrated Supply Chain (ISC) telah membuktikan PT Pertamina (Persero) memilih langkah tepat untuk memperbaiki proses bisnis yang dijalankan hingga menghasilkan nilai efisiensi yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan raihan efisiensi sebesar USD 91 juta atau Rp 1,19 triliun dari implementasi program-program Breakthrough Project (BTP) sepanjang Januari hingga Juni 2016 sebagai bagian dari transformasi ISC.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, mengatakan ISC Pertamina juga akan meningkatkan penyerapan minyak mentah domestik dari KKKS dengan target efisiensi USD 5 juta, serta pengadaan minyak mentah berdasarkan nilai keekonomian dengan target yang sama senilai USD 5 juta per tahun.
"Untuk meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan, ISC juga melakukan penambahan daftar minyak mentah yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat diolah di kilang Pertamina serta persiapan melakukan hedging atau Lindung nilai. Adapun realisasi program BTP ISC tahun 2016 hingga akhir Juni telah menghasilkan efisiensi sebesar USD 91 juta atau 228 persen dari target sampai dengan Juni sebesar USD 42 juta," ungkap Wianda di Jakarta, Selasa (2/8).
Dia juga menjelaskan Pertamina terus melanjutkan program transformasi ISC yang memiliki tiga tahapan, yaitu ISC 1.0 (Quick Wins), ISC 2.0 (World Class ISC), dan ISC 3.0 (Talent Engine). ISC 1.0 menitikberatkan kepada penyelenggaraan pengadaan minyak mentah dan produk kilang yang kompetitif di ISC, dan telah berlangsung sejak awal 2015.ISC 2.0 berupa penyelenggaraan bisnis hilir yang menciptakan margin hilir lebih baik yang sudah berjalan sejak mid 2015.
Untuk transformasi ISC 2.0 telah teridentifikasi potensi penghematan sebesar USD 650 juta. Adapun, ISC 3.0 yaitu penyiapan SDM dan infrastruktur dalam rangka menghadapi tantangan bisnis yang lebih kompleks sejalan dengan peningkatan kapasitas kilang yang mulai pertengahan 2016 hingga 2017.
"Semoga konsistensinya bisa dipertahankan dengan tetap mempertahankan mekanisme dan proses bisnis yang dijalankan ISC selama ini tentunya, kata Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegero.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahean, mengatakan ISC Pertamina menunjukkan kinerja yang terus membaik dengan banyaknya terobosan yang dilakukan dan efisiensi disemua lini dan berupaya terus mendapatkan sumber minyak mentah yang lebih murah dan berkesinambungan.
"Untuk 2016, kita harapkan agar ISC semakin fokus pada arah mendapatkan minyak mentah dalam kontrak panjang dan discount yang lebih besar supaya rakyat bisa menikmati harga yang lebih murah," kata Ferdinand.
Tahun ini ISC diamanatkan untuk melaksanakan BTP 2016 dengan beberapa program kerja yang menitikberatkan kepada upaya reformasi pengadaan minyak mentah dan produk kilang. Program-program tersebut meliputi roll out dari proses reformasi di tahun sebelumnya dengan target efisiensi USD 80 juta, pelaksanaan crude processing deal Basrah dengan target efisiensi USD 5 juta per tahun, dan pembelian minyak mentah, kondensat, dan LPG dari Iran dengan target efisiensi juga USD 5 juta per tahun.(merdeka.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
