Gerakan anak muda Jakarta menjemput Risma untuk Pilgub DKI

Gerakan anak muda Jakarta menjemput Risma untuk Pilgub DKI
Jaklovers dukung Risma.

NASIONAL (RA) - Gerakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendorong masyarakat memunculkan tokoh alternatif untuk memimpin ibu kota lima tahun ke depan. Dalam hitungan dua hari terakhir, gelombang dukungan untuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk berpartisipasi dalam Pilgub di DKI Jakarta semakin besar dan tak terbendung.

Pertama dari gerakan Siap Mendukung Tri Rismaharini (Simetris) yang digagas Monang. Dia bersama beberapa rekannya menilai Risma merupakan calon pemimpin alternatif yang tepat menggantikan Ahok yang tidak konsisten berpihak kepada rakyat.

"Kami menilai kepemimpinan gubernur saat ini mengkhianati rakyat kecil," kata Monang Dalam gelaran acara 'Deklarasi Dukungan untuk Tri Rismaharini'di kawasan Tambora, Jakarta Barat, akhir pekan kemarin.

Monang menilai, selain mampu menata pemerintahan dan birokrasi, Risma juga dianggap lebih berpihak kepada rakyat miskin. Hal ini kerap diperlihatkan Risma selama menjalankan tugas sebagai pemimpin Surabaya dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

"Dia mau mendengarkan suara rakyatnya dan bersedia bekerjasama dengan rakyat," ujarnya.

Monang yakin Simetris dan kelompok lain yang punya kesamaan misi akan mampu mendorong Risma maju di Pilkada DKI dan jadi pemimpin ibu kota. Monang mengaku jika pihaknya pun sudah bersosialisasi, terkait penjemputan Risma agar bersedia maju di Pilgub DKI 2017 mendatang.

"Kami terus bekerja dan bersosialisasi," ujarnya.

Kelompok dukungan berikutnya datang dari Jaklovers. Senada dengan Simetris, sejumlah anak muda Jakarta yang tergabung dalam Jaklovers juga meminta Risma untuk memimpin di DKI Jakarta. Mereka menggelar aksi simpatik dengan membawa sapu lidi sebagai simbol.

Koordinator Jaklovers Sherly Annavita mengatakan, Jakarta membutuhkan pemimpin yang cerdas, santun tetapi pekerja keras. Selain itu, anak muda juga membutuhkan sosok yang pantas ditiru sikap dan perkataan.

Dia menjelaskan alasan membawa sapu lidi sebagai simbol kerja keras dan kebersihan. Tidak hanya menyapu kotoran di jalan, tetapi juga menyapu beragam 'kotoran' di birokasi, baik korupsi, dan tindak pelanggaran lain yang ujung-ujungnya merugikan rakyat.

"Sapu Lidi juga identik dengan Bu Risma yang pekerja keras, merakyat, tetapi dunia menghargainya. Dia menjadi Wali Kota terbaik ketiga di Dunia. PBB memberi penghargaan khusus pada Bu Risma," kata Sherly, kemarin.

Meski Risma salah satu pemimpin yang diakui dunia, tetapi kesehariannya menyatu dengan rakyat. Wali Kota Surabaya ini juga selalu marah jika ada menyakiti rakyat dan merusak fasilitas rakyat.

"Kami anak muda Jakarta meminta keikhlasan anak muda Surabaya, memanggil Risma, bukan hanya untuk menata Jakarta, tetapi menata Indonesia," tutupnya. (merdeka.com)
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index