Ini untung rugi berbisnis selama Ramadan agar tidak bangkrut

Ini untung rugi berbisnis selama Ramadan agar tidak bangkrut
ilustrasi

RAGAM (RA) - Saat Ramadan tiba, sebagian orang banyak memanfaatkan momentum tersebut untuk mengais rezeki. Namun, sebagian orang juga lebih memilih untuk tidak memanfaatkan momen tahun tersebut dan menjadi konsumen saja.

Dalam memulai bisnis, untung dan rugi pasti akan dialami oleh setiap pedagang. Baik keuntungan secara materil maupun non materil.

Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop), Choirul Djamhari mengatakan, banyak keuntungan dan kerugian yang didapatkan seseorang jika memulai bisnis saat Ramadan. Keuntungannya yang pertama, anda akan mendapat memetakan keinginan pasar terhadap kebutuhan yang paling dicari saat bulan Ramadan. Hal ini akan membantu anda di momen Ramadan selanjutnya untuk menjual produk yang sudah pasti laku.

"Kedua, keuntungan lain yang diperoleh adalah penghasilannya. Ini kan berkesinambungan dengan yang keuntungan pertama. Semakin tau kebutuhan pasar, semakin menguntungkan buat kita. Tapi tergantung gimana pedagang menempatkan posisi," jelas Choirul kepada merdeka.com, Minggu (19/6).

Lanjut Choirul, berjualan di bulan Ramadan juga bisa menjadi batu loncatan untuk pedagang baru yang tertarik menekuni bisnis reguler yang tidak mengenal batasan event.

"Misalnya orang berdagang menjual pakaian pada umumnya tapi setelah melihat pasar busana dia mengerti orang-orang itu suka yang jenis ini dengan harga seperti ini. Nah selepas Ramadan dia akan memproduksi sebagaimana pengetahuannya tentang perilaku pasar. Itu penting, yang kuliah 6 tahun saja belum tentu mengerti," tuturnya.

Choirul menambahkan, kebanyakan pedagang baru cenderung berjualan mengikuti tren yang sedang laris di pasaran. Menurutnya, hal ini akan menjadi kerugian bagi pedagang karena mereka hanya menjual produk yang laris sesaat.

"Ada komoditas tertentu yang perilakunya saat Ramadan dan pasca Ramadan itu berbeda. Mungkin contohnya adalah busana muslim. Ketika Ramadan tinggi, kita menyikapi demandnya tinggi tapi pasca itu, anjlok. ketidakcermatan dalam mengantisipasi pasar," tandasnya.

"Kerugian kedua adalah ada pedagang yang melakukan investasi khusus, namun belum tentu ketutup karena tidak dapat pembeli. Karena kan bulan Ramadan, investasi khusus hanya untuk fokus berjualan di saat Ramadan itu bisa merugikan juga," tambahnya.

Kendati demikian, Choirul tetap meminta kepada pedagang baru untuk tidak terlalu berekspetasi tinggi untuk mendapat penghasilan besar saat bulan Ramadan. Sebab, perilaku dan kondisi pasar terus berubah-ubah setiap harinya.

"Cuman harus diwaspadai, tidak semua mengalami nasib baik, tidak semuanya mengalami pertumbuhan linear artimnya dagang hari pertama bagus, kedua lebih bagus, ketiga sangat bagus nah tidak selamanya tergantung pasar," pungkasnya.
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index